Rabu, 02 Juni 2021

UJI SUBLIMASI

                                                                 KIMIA ORGANIK

UJI SUBLIMASI


 

Disusun oleh :

 

Nama                     : KISRA YOLANDA MAYA SARI

NPM                     : F0I020006

Kelas                     : 1B

Dosen Pengampu  : Suci Rahmawati, M.Farm, Apt

 

 

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

 

I.                  TUJUAN PRAKTIKUM

 

Mengetahui pemurnian zat dengan cara sublimasi

 

II.               LANDASAN TEORI

Sublimasi ialah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Yang apabila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu sebesar tertentu. Maka partikel tersebut akan menyublin menjadi gas. Dan sebaliknya, apabila suhu gas tersebut diturunkan, maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi padat kembali. Dalam proses dalam pemisahan campuran ini secara sublimasi ialah dengan cara memanaskan zat padat yang terlarut pada zat padat yang sehingga zat padat yang ingin kita ambil akan berubah menjadi gas. Gas yang dihasilkan pun akan ditampung, yang kemudian didinginkan kembali.

Untuk syarat pemisahan campuran dengan menggunakan cara sublimasi ialah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat untuk menghasilkan uap dengan tingkat yang kemurniannya pun tinggi. Yang kemudian dibandingkan, apakah massa naftalena yang tersublimasi massanya sama dengan produk sublimasi yang dihasilkan. Kemudian dapat dianalisis apakah semua zat yuang menguap tersebut, uapnya dapat menyublin keseluruhan menjadi kristal-kristal kembali.Prinsip kerja sublimasi yaitu perbedaan tekanan uap digunakan untuk memisahkan / memurnikan senyawa padat yang dapat menyublim pada tekanan kamar, mudah sekali dilakukan proses sublimasi pada tekanan kamar, tanpa menurunkan tekanannya, hanya cukup langsung dipanaskan saja, maka senyawa tersebut akan langsung menyublim(Underwood, 1981).

Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan dari padat menjadi uap tanpa melalui fase cair dahulu. Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan langsung berubah menjadi fase padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada senyawa padat semula, karena  pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim, sedangkan pengotornya tetap tertinggal dalam cawan / gelas piala.(Siregar, 2006).

Sifat-sifat asli campuran :

-          Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.

-          mempunyai sifat zat asalnya

-          Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.

-          Komposisinya tidak tetap.

Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.

Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan. Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Ralph dan seminar, 1996).

Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan  dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel.  Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999).

Sublimasi adalah wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan, maka partikel tesebut akan berubah fase (ujud) menjadi gas. Sebaliknya, blia suhu gas tersebut diturunkan dengan cara kendensasi, maka gas akan segera berubah menjadi padat. Pada dasarnya seblimiasi diterapkan untuk memisahkan suatu zat dari pengotornya (impuritis) sehingga diperoleh zat yang lebih murni, kotoran biasanya akan tertinggal dalam wadah akibat ketidakmampuannya dala menyublim. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan seblimasi adalah pertikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Seblimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fase padat menjadi uap, kemudian uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair.(Heru, 2013)


 

III.           Alat dan Bahan

Alat :

1.      Bunsen

2.      Kaki tiga

3.      Enam buah tabung reaksi

4.      Beaker glass

5.      Gelas ukur (5ml)

6.      Spatel

7.      Pipet tetes

Bahan :

1.      Urea

2.      Kapur barus

3.      Kertas lakmus/kertas ph

4.      H2SO4

5.      NaOH

6.      NaNO3

7.      Aquadest

I.                  Prosedur Kerja

1.      Masukkan 2 gram kapur barus ke dalam cawan penguap

2.      Lalu tutup cawan penguap dengan kertas saring bolongi dan ikat

3.      Tutup lubang yang ada di bawah corong dengan memasukkan glasswool ke kapas

4.      Letakkan corong di atas cawan penguap seperti pada video

5.      Panaskan di atas kaki tiga dan lihat uap nya

6.      Amati perubahan yang terjadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

V.    Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

No

Keterangan

Gambar

1.

Terdapat Kristal (berbentuk jarum kaca)

 






 

5.2 Pembahasan

Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim. Perubahan wujud zat padat ke gas atau dari gas kepadat. Bila partikel penyusun suatu zat diberikan kenaikan suhu maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas, sebaliknya jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan kembali. Syarat pemisahan campuran pada sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dpaat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi. begitupun syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan sifat kimia mudah menguap agar mudah proses sublimasinya.  Pada percobaan sublimasi, pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dikarenakan karena sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan Kristal yang tak berwarna (Riswiyanto, 2003).

Menurut yazid (2005) sublimasi adalah suatu komposisi dari pemurnian zat padat yang memiliki tekanan uap yang relatof tinggi pada suhu dibawah titik lelehnya. Pemurnian dengan metode sublimasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan perbedaan kemampuan untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dengan zat pengotornya. Proses sublimasi dimana kapur barus akan habis menguap jika dipanaskan dalam waktu cukup lama. Pada pengamatan kapur barus yang semula berbentuk pada menguap berbentuk Kristal jarum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

VI.            Kesimpulan dan Saran

6.1  Kesimpulan

 

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan percobaan sublimasi pada kapur barus menghasilkan hasil berupa Kristal yang berbentuk jarum. Cara sublimasi dengan penguapan langsung dari padatan kedalam fase uap

6.2 Saran

Saat melaukan praktikum, para praktikan harus mengikuti arahan dari dosen ataupun asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian alat-alat laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat tersebut dapat berfungsi secara maksimal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Heru., M. 2013 http://anythingforbook.blogspot.com/2013/02/proses-sublimasi.htmlDiakses pada tanggal 31 mei 2021

Kusnandini. 2011. http://kusnandini.wordpress.com/2011/04/30/pemisahan-dan-pemurnian-zat-padat/.  Diakses pada tanggal 31 Mei 2021

Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta:                   Erlangga.

Riswiyanto., Ridla Bakri, Bayu Prawira. Sains Indonesia 7 (3): 75-80., 2003. Tahun Publikasi, : 2003. Status Publikasi, : Nasional.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB : Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...