Rabu, 02 Juni 2021

UJI KARAKTERISTIK SENYAWA KELOMPOK NITROGEN

 KIMIA ORGANIK

UJI KARAKTERISTIK SENYAWA KELOMPOK NITROGEN

 (Amina, Amida dan Nitro)

 



 

Disusun oleh :

 

Nama                    : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                     : F0I020006

Kelas                     : 1B

Dosen Pengampu  : Suci Rahmawati, M.Farm, Apt

 

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

I.            Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum percobaan karakteristik senyawa kelompok nitrogen (amina, amida dan nitro) ini yaitu,

1.      Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa berdasarkan perbedaan gugus fungsi

2.      Untuk member pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan amina, amida dan nitro

 

II.         Landasan Teori

Ilmu kimia merupakan ilmu yang secara luas mempelajari suatu bahan dan senyawa. Keragaman struktur senyawa organik dapat lebih disederhanakan melalui pengenalan gugus fungsi oleh senyawa yang bersangkutan. Kelompok senyawa organik yang cukup banyak jenisnya adalah senyawa-senyawa nitrogen antara lain amina, amida, dan nitrogen. Perbedaan gugus fungsi dari golongan tersebut memberikan respon berbeda terhadap tes kimia tertentu. Keberadaan senyawa yang memiliki gugus fungsi amina dapat di identifikasi dengan uji CuSO4, amida dengan uji kelahiran dalam air, hidrolisis dengan alkali dan hidrolisis dengan asam  selanjutnya Keberadaan gugus nitrogen dapat diketahui dengan tes merah putih biru.

Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas pada senyawa. Semua senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi fungsional yang sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Berdasarkan gugus fungsi, dapat dibuat klasifikasi senyawa organik yang memudahkan kimia organik untuk dipelajari (akhmad, 2013)

Tes karakteristik senyawa kimia untuk mendeteksi senyawa-senyawa ini jarang dilakukan. Biasanya dilakukan dengan penentuan gugus fungsional dengan menggunakan spektroskopi inframerah, analisis unsur dan tes kelarutan. Tes reaksi yang dapat dilakukan untuk menunjukkan adanya gugus fungsi tersebut salah satunya adalah tes CuSO4 atau dikenal dengan tes biuret. Tes ini dipakai untuk menunjukkan adanya amina yang larut dalam air dan mempunyai berat molekul rendah. Hasil tes ini positif bila terbentuk warna biru atau hijau kebiruan (Anwar, 1994)

Nitrogen adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodic yang memiliki lamang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomonik bukan logam stabil, sangat sulit bereaksi denga unsur atau senyawa lainnya. dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. nitrogen adalah 78,08% dari atmosfer bumi dan dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas terbentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat dan sianida (Vigel, 1985)

Amina dapat dianggap sebagai turunan dengan mengganti satu, dua atau tiga nitrogen dari ammonia dengan organic. Seperti ammonia bersifat basa. Pada kenyataannya ammonia adlah jenis basa organic penting diatom. Amina digolongkan menjadi amina primer, amina sekunder dan amina tersier tergantung apakah satu, dua atau tiga gugus organic yang melekat pada nitrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa alkil dan kedua gugus tersebut dapat berbeda atau satu sama lain. Sama halnya dengan ammonia, ammonia membentuk larutan basa (alkali) dengan air. Amina juga dapat bereaksi dengan asam kuat membentuk garam alkalamonium (Hart, 1983)

Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus –OH diganti dengan –NH2 atau amoniak, dimana 1H diganti dengan asil. Sifat fisika dari amina berupa zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yag rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral. Struktur amida : R-CONH2. Amida diperoleh melalui reaksi asam karboksilat dengan amoniak, garam amoniumamida dipanaskan dan reaksi anhidrid asam dengan ammonia. Dalam aplikasinya amida banyak ditemukan sebagai formamida berbentuk cair sebagai pelarut, untuk identifikasi asam yang berbentuk cair serta sintesis nilon (Riawan, 1990)

 

 

III.           Alat dan Bahan

Alat :

1.      Bunsen

2.      Kaki tiga

3.      Enam buah tabung reaksi

4.      Beaker glass

5.      Gelas ukur (5ml)

6.      Spatel

7.      Pipet tetes

Bahan :

1.      Urea

2.      Kapur barus

3.      Kertas lakmus/kertas ph

4.      H2SO4

5.      NaOH

6.      NaNO3

7.      Aquadest

 

IV.            Prosedur Kerja

Langkah Kerja I

1.      Masukkan urea (1ml) kedalam gelas ukur

2.      Masukan aquadest (5ml) ke dalam gelas ukur.

3.      Campurkan aquadest dengan urea.

4.      Lalu aduk campuran aquadest dan urea, lalu amati reaksinya.

Langkah Kerja II

1.      Masukan urea (1ml) kedalam gelas ukur

2.      Pindahkan urea (1ml) ke dalam tabung reaksi

3.      Tambahkan NaOH setetes demi setetes hingga terjadi reaksi, lalu diaduk dan amati reaksi yang terjadi.

4.      Lakukan uji pH untuk mengetahui larutan tersebut (asam/basa)

Langkah Kerja III

1.      Masukkan urea (1ml) ke dalam gelas ukur

2.      Pindahkan urea (1ml) ke dalam tabung reaksi

3.      Tambahkan H2SO4 setetes demi setetes hingga terjadi reaksi, lalu diaduk.

4.      Panaskan diatas hot plate, sampai ber-uap lalu angkat, uji bau pada larutan

5.      Lakukan uji pH untuk mengetahui pH larutan tersebut (asam/basa)

Langkah kerja IV

1.      Masukan urea (1ml) kedalam gelas ukur pindahkan urea (1ml) ke dalam tabung reaksi

2.      Tambahkan NaOH (4ml) tunggu selama 2 menit

3.      Tambahkan 1 ml NaNO3

4.      Tambahkan H2S04 1 ml lalu aduk

5.      Amati reaksi yang terjadi

Langkah Kerja V

1.      Ukur kapur barus sebanyak 1 ml

2.      Ukur aquadest sebanyak 5 ml

3.      Masukkan 2 larutan tersebut kedalam tabung reaksi lalu aduk

4.      Amati reaksi nya

Langkah Kerja VI

1.      Ukur kapur barus 1 ml

2.      Masukan ke dalam tabung reaksi

3.      Tambahkan NaOH tetes demi tetes

4.      Amati reaksi yang terjadi

 

V.    Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

No

Keterangan

Hasil

1.

Urea + Aquadest

Larut

2.

Urea + NaOH

Larut (pH = 13) (basa)

3.

Urea + H2SO4 + dipanaskan

Tidak berbau (pH = 5)

4.

Urea + NaOH + NaNO3 + H2SO4

Terdapat endapan

5.

Kapur barus + Aquadest

Larut

6.

Kapur barus + NaOH

Larut

 

5.2  Pembahasan

Nitrogen memiliki banyak jenis diantaranya yaitu ammonia karboksilat yang dapat dapat menguji nitrogen pada amina. Pada percobaan sampel pertama urea ditambakan aquadest menghasilkan larut. Pada sampel kedua urea ditambahkan NaOH hingga terjadi reaksi atau beberapa tetes menghasilkan hasil yang larut dengan tes pH yang menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat basa yaitu dengan Ph 13. Pada percobaan ke tiga urea ditambahkan H2SO4 lalu dipanaskan hingga terjadi penambahan. Ternyata pada sampel tersebut tidak memiliki bau.

Saat diuji pH-nya ternyata larutan tersebut bersifat asam yaitu dengan pH 5. Pada sampel ke empat dilakukan dengan sampel urea ditambahkan NaOH dan didiamkan selama 2 menit. Lalu ditambahkan dengan NaNO3 sebanyak 1 ml dan H2SO4 1 ml hasil yang didapatkan  berupa terdapat endapan pada sampel tersebut. Pada sampel kelima di uji  sampel kapur barus ditambahkan aquades hasil yang didapat dari sampel bahwa sampel tersebut larut. Selanjutnnya pada sampel ke enam diuji kapur barus da ditambahkan NaOH pada hasilnya sampel tersebut larut.

VI.            Kesimpulan dan Saran

6.1  Kesimpulan

Nitrogen adalah salah satu senyawa yang melimpah dari alam yang berbentuk gas. Nitrogen memiliki banyak jenis diantaranya yaitu ammonia dan karboksilat. untuk menguji adanya nitrogen dilakukan uji karakteristik terhadap amina

6.2 Saran

Saat melaukan praktikum, para praktikan harus mengikuti arahan dari dosen ataupun asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian alat-alat laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat tersebut dapat berfungsi secara maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

Hart, H, 1983, kimia organic. Jakarta : Erlangga

Hart Harrold. 1990. Kimia organic, edisi keenam,. Jakarta : Erlangga

Anwar. 1994. Kimia organic, Jakarta : Erlangga

Vogel. 1985, analisis anorganik kualitatif kalman, Jakarta : Media Pustaka

Riawan, Drs. 1990. Kimia organic. Jakarta : Binarupa Aksara

Oxtoby, D.W. 2001. Kimia modern. Erlangga. jakarta

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...