Senin, 19 April 2021

PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL MAKANAN

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

 

PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL MAKANAN

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                               

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Ø  Mampu melakukan penetapan angka lempeng total.

Ø  Mampu menetapkan cemaran bakteri bakteri yang terdapat pada makanan, minuman, kosmetika, obat, dan obat tradisional.

 

2. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan umlah sel kuman yangterjadi akibat peningkatan biomassa kuman yang teratur, pertumbuhankum a n memer l ukan l i ngkungan n u t r i s i y an g c o c o k s e hi n gg a d ap a tmendukung proses perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapatdiukur dengan ―perhitungan jumlah sel hidup‖ dengan cara pengenceranyang diikuti dengan penentuan unitpembentukan koloni pada permukaanmedia agar (Arthur, 1993).

Standar plate Count (Angka Lempeng Total) adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Djide M. Natsir., 2005)

Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Dirjen POM., 1979).

Hasil dari metode hitungan cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC). Standar tersebut adalah cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300, beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar yang jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, dan satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Waluyo 2007). Plate count agar(PCA) adalah mikrobiologi medium pertumbuhanumum digunakan untuk menilai atau memonitor “total” atau layak pertumbuhan bakteri dari sampel. PCA adalah bukan media selektif. Komposisi agar-agar pelat menghitung dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung (b/v) yaitu 0,5% pepton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agar-agar, dan pH disesuaikan (Atlas 2004).

 

Telah diuraikan sebelumnya bahwa sebagai patokan sebaiknya didapatkan 30-300 koloni per cawan dengan alasan utama adalah kesalahan statistik. Kita tidak perlu mengetahui secara dalam mengenai mengapa harus dalam kisaran itu, atau mengapa tidak 100-500 koloni per cawan, dan alasan-alasan berbau statistik lainnya. Namun sebagai microbiologist yang baik, seharusnya mampu memilih metode yang tepat berdasarkan acuan kisaran itu, karena kisaran 30-300 koloni ini digunakan secara internasional.(Mariani,1991)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3. ALAT DAN BAHAN

Ø Alat

1.      beaker glass

2.      bunsen

3.      cawan petri

4.      vortex mixer

5.      pipet tetes

6.      gelas ukur

7.      tabung reaksi

8.      rak tabung reaksi

9.      korek api

10.  timbangan digital

11.  autoclave

12.  hot plate

 

Ø Bahan

1.      1.NA (nutrient agar)

2.      sampel ( roti tawar )

3.      aquadest

 

4. PROSEDUR KERJA

1.sterilkan alat yg akan digunakan terlebih dahulu

2. cairkan NA yg terdapat didalam erlenmeyer

3. nyalakan pembakar spirtus/busen

4. ambil aquadest sebanyak 100ml menggunakan gelas ukur lalu tuangkan kedalam beaker glass

5. masukan roti tawar yg sudah ditimbang dan di potong” kecil kedalam beaker glass

6. homogenkan menggunakan vortex mixer

7. larutkan aquadest sebanyak 9ml sampel roti tawar sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-1

8. larutkan aquadest sebanyak 9ml dari sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1 ml masukan kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-2

9. teteskan sampel tersebut sebanyak 5 tetes kedalam masing” cawan petri berdasarkan label

10. setelah itu masukan kedalam inkubator selama 24 jam dengan kondisi terbalik

 

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ø  Hasil

NO

GAMBAR

KETERANGAN

1

 





Jumlah koloni 25 x 10

2

 





Jumlah koloni 372 x 10^-1

3

 





Jumlah koloni 225 x 10^-2

 

Ø Pembahasan

Dalam metodespread plate,volume kultur yang digunakan biasanya tidak lebih dari 0.1 ml. Kultur ini kemudian disebarkan (spread) pada permukaan media agar menggunakanspreaderglasssteril. Media agar ini kemudian diinkubasi hingga terbentuk koloni dan dilakukan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh. Penggunaan volume kultur lebih dari 0,1 ml sangat jarang digunakan karena cairan yang berlebih tidak dapat merembes/menembus agar dan dapat menyebabkan koloni yang terbentuk bergabung sehingga sulit untuk dihitung.Pada metodepour platevolume kultur sebanyak 0,1-1,0 ml diambil dan dimasukkan kedalam cawam petri steril.Kemudian ditambahkan media agar cair dan dilakukan pencampuran antara kultur dan media dengan memutar cawan petri secara pelan pada permukaan yang rata.Pada pengujian dengan metodepour plate, kultur/sampel mikroba yang digunakan harus dapat bertahan hidup pada saat media agar dengan suhu sekitar 450C ditambahkan.

 

Didalam penggunaan metodespread platedanpour platesangat penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak, karena pada petri yang ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel tidak dalam bentuk koloni tunggal sehingga dapat menimbulkan perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah. Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah menghitung jumlah koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara 30 –300 koloni. Pada metodeStandard Plate Countini pengukuran pertumbuhan mikroba difokuskan pada penghitungan jumlah sel yang hidup saja(melakukan pembelahan untuk menghasilkan sel baru). Dalam metode pengukuran ini diasumsikan bahwa masing-masing sel mikroba hidup akanmenghasilkan satu koloni. Ada 2 bentuk metode pengukuran ini yaitu metodespread platedan metodepour plate.

Pengukuran pertumbuhan mikroba dengan pengukuran berat biomassa dilakukan dengan melewatkan suspensi mikroba pada membran filter dengan ukuran pori tertentu. Selanjutnya biomassa yang tersaring/tertahan pada membrane filter dikeringkan dengan menggunakan oven suhu 1000C atau dengan vakum suhu 800C. Setelah dikeringkan biomassa ini ditimbang untuk diketahui beratnya. Selama pertumbuhan, mikroba akan mensisntesis makromolekul dan mengakumulasikannya didalam sel. Seperti nitrogen yang terdapat dalam asam amino dan basa nitrogen yang ada pada sel maka kandungan nitrogen dapat diukur dengan metode Kjedahal’s untuk mementukan biomassa.Peningkatan jumlah nitrogen mengindikasikan adanya pertumbuhan mikroba.

 

 

 

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Ø Kesimpulan

A. Metode yang digunakan dalam menentukan angka kuman antara lain Penghitungan sel mikroba dengan metode langsungdan Pendugaan jumlah mikroba dengan metode tidak langsungyang terdiri dari beberapa metode –metode dengan pengamatan yang berbeda sehingga dapat diketahui pertumbuhan mikrobadan banyaknya sel dalam suatu populasi atauh media.

B .Menghitung atau menentukanbanyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lembaga. Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan olehtingkat kelayakan untuk dikonsumsi.

C. Parameter yang Digunakan Untuk Menentukan Keamanan Sampel dilakukan dengan beberapa macam pengujian yang berbeda hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor mikrobiologis ataupun dalam penggunaan bahan kimia dalam proses pengolahan pangan juga menjadi bagian utama yang mempengaruhi keamanan pangandan Aturan yang Menegakkan hal tersebutberdasarkan Undang-undang No.23 tahun 1992.

D. Sampel yang digunakan pada kelompok D 1 adalah kecap dengan SNI 01-2543-1999Berdasarkan pengamatan yang dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam, pertumbuhan bakteri semakin bertambah ketika semakin encer konsentrasi.Hall ini tidak sesuai dengan teori ,karena dimungkinan keadaan PCA masih panas saat dicampur dengan bakteri .

Ø  Saran

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan praktikum iniadalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi dalammelakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di laboratoriummikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk mencegahadanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni darimikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan atautangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada didalam laboratorium

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, d. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:

 Djambatan.Pelczar,M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:

UI Press.Sutedjo,M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta:

RhinekaCipta.Volk & Wheeler,1993,Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga:Jakarta

Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri.

Adyatma, 1980. Kebijaksanaan Pemberantasan Penyakit Pada makanan di Indonesia Cermin Dunia Kedokteran, 1-4.

Brotowidjoyo, M.D., 1987. : mikroorganime penyebab penyakit. Media Sarana Press, Jakarta

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...