LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
“PERHITUNGAN
ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL MAKANAN”
NAMA :
KISRA YOLANDA MAYASARI
NPM : F0I020006
KELAS : 1B
NAMA DOSEN :
SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Ø Mampu
melakukan penetapan angka lempeng total.
Ø Mampu
menetapkan cemaran bakteri bakteri yang terdapat pada makanan, minuman,
kosmetika, obat, dan obat tradisional.
2. LANDASAN TEORI
Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan umlah sel
kuman yangterjadi akibat peningkatan biomassa kuman yang teratur, pertumbuhankum
a n memer l ukan l i ngkungan n u t r i s i y an g c o c o k s e hi n gg a d ap
a tmendukung proses perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapatdiukur
dengan ―perhitungan jumlah sel hidup‖ dengan cara pengenceranyang diikuti
dengan penentuan unitpembentukan koloni pada permukaanmedia agar (Arthur,
1993).
Standar plate Count (Angka Lempeng Total) adalah
menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui
perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri
tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan
masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Djide
M. Natsir., 2005)
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan
terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya
tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat
keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut.
Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung
berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan
penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya
(Dirjen POM., 1979).
Hasil dari metode hitungan cawan menggunakan suatu standar
yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC). Standar tersebut adalah cawan
yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300,
beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang
besar yang jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, dan
satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni (Waluyo 2007). Plate count agar(PCA) adalah mikrobiologi
medium pertumbuhanumum digunakan untuk menilai atau memonitor “total” atau
layak pertumbuhan bakteri dari sampel. PCA adalah bukan media selektif.
Komposisi agar-agar pelat menghitung dapat bervariasi, tetapi biasanya
mengandung (b/v) yaitu 0,5% pepton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5%
agar-agar, dan pH disesuaikan (Atlas 2004).
Telah diuraikan sebelumnya bahwa sebagai patokan
sebaiknya didapatkan 30-300 koloni per cawan dengan alasan utama adalah
kesalahan statistik. Kita tidak perlu mengetahui secara dalam mengenai mengapa
harus dalam kisaran itu, atau mengapa tidak 100-500 koloni per cawan, dan
alasan-alasan berbau statistik lainnya. Namun sebagai microbiologist yang baik,
seharusnya mampu memilih metode yang tepat berdasarkan acuan kisaran itu,
karena kisaran 30-300 koloni ini digunakan secara internasional.(Mariani,1991)
3. ALAT DAN BAHAN
Ø Alat
1. beaker
glass
2. bunsen
3. cawan
petri
4. vortex
mixer
5. pipet
tetes
6. gelas
ukur
7. tabung
reaksi
8. rak
tabung reaksi
9. korek
api
10. timbangan
digital
11. autoclave
12. hot
plate
Ø Bahan
1. 1.NA
(nutrient agar)
2. sampel
( roti tawar )
3. aquadest
4. PROSEDUR KERJA
1.sterilkan alat yg akan digunakan terlebih dahulu
2. cairkan NA yg terdapat didalam erlenmeyer
3. nyalakan pembakar spirtus/busen
4. ambil aquadest sebanyak 100ml menggunakan gelas
ukur lalu tuangkan kedalam beaker glass
5. masukan roti tawar yg sudah ditimbang dan di
potong” kecil kedalam beaker glass
6. homogenkan menggunakan vortex mixer
7. larutkan aquadest sebanyak 9ml sampel roti tawar
sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan
beri label 10-1
8. larutkan aquadest sebanyak 9ml dari sampel
pengenceran 10-1 sebanyak 1 ml masukan kedalam tabung reaksi kemudian
homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-2
9. teteskan sampel tersebut sebanyak 5 tetes kedalam
masing” cawan petri berdasarkan label
10. setelah itu masukan kedalam inkubator selama 24
jam dengan kondisi terbalik
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ø Hasil
NO |
GAMBAR |
KETERANGAN |
1 |
|
Jumlah koloni 25 x 10 |
2 |
|
Jumlah koloni 372 x 10^-1 |
3 |
|
Jumlah koloni 225 x 10^-2 |
Ø Pembahasan
Dalam metodespread plate,volume kultur yang
digunakan biasanya tidak lebih dari 0.1 ml. Kultur ini kemudian disebarkan
(spread) pada permukaan media agar menggunakanspreaderglasssteril. Media agar
ini kemudian diinkubasi hingga terbentuk koloni dan dilakukan penghitungan
jumlah koloni yang tumbuh. Penggunaan volume kultur lebih dari 0,1 ml sangat
jarang digunakan karena cairan yang berlebih tidak dapat merembes/menembus agar
dan dapat menyebabkan koloni yang terbentuk bergabung sehingga sulit untuk
dihitung.Pada metodepour platevolume kultur sebanyak 0,1-1,0 ml diambil dan
dimasukkan kedalam cawam petri steril.Kemudian ditambahkan media agar cair dan
dilakukan pencampuran antara kultur dan media dengan memutar cawan petri secara
pelan pada permukaan yang rata.Pada pengujian dengan metodepour plate,
kultur/sampel mikroba yang digunakan harus dapat bertahan hidup pada saat media
agar dengan suhu sekitar 450C ditambahkan.
Didalam penggunaan metodespread platedanpour
platesangat penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak
terlalu banyak, karena pada petri yang ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa
sel tidak dalam bentuk koloni tunggal sehingga dapat menimbulkan perhitungan
yang salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan karena
secara statistik keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah.
Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah menghitung jumlah
koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara 30 –300 koloni. Pada
metodeStandard Plate Countini pengukuran pertumbuhan mikroba difokuskan pada
penghitungan jumlah sel yang hidup saja(melakukan pembelahan untuk menghasilkan
sel baru). Dalam metode pengukuran ini diasumsikan bahwa masing-masing sel
mikroba hidup akanmenghasilkan satu koloni. Ada 2 bentuk metode pengukuran ini
yaitu metodespread platedan metodepour plate.
Pengukuran pertumbuhan mikroba dengan pengukuran
berat biomassa dilakukan dengan melewatkan suspensi mikroba pada membran filter
dengan ukuran pori tertentu. Selanjutnya biomassa yang tersaring/tertahan pada
membrane filter dikeringkan dengan menggunakan oven suhu 1000C atau dengan
vakum suhu 800C. Setelah dikeringkan biomassa ini ditimbang untuk diketahui
beratnya. Selama pertumbuhan, mikroba akan mensisntesis makromolekul dan
mengakumulasikannya didalam sel. Seperti nitrogen yang terdapat dalam asam
amino dan basa nitrogen yang ada pada sel maka kandungan nitrogen dapat diukur
dengan metode Kjedahal’s untuk mementukan biomassa.Peningkatan jumlah nitrogen
mengindikasikan adanya pertumbuhan mikroba.
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Ø Kesimpulan
A. Metode yang digunakan dalam menentukan angka
kuman antara lain Penghitungan sel mikroba dengan metode langsungdan Pendugaan
jumlah mikroba dengan metode tidak langsungyang terdiri dari beberapa metode
–metode dengan pengamatan yang berbeda sehingga dapat diketahui pertumbuhan
mikrobadan banyaknya sel dalam suatu populasi atauh media.
B .Menghitung atau menentukanbanyaknya mikroba dalam
suatu bahan (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai
seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah
mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan
yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan
tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lembaga.
Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya,
serta dapat ditentukan olehtingkat kelayakan untuk dikonsumsi.
C. Parameter yang Digunakan Untuk Menentukan
Keamanan Sampel dilakukan dengan beberapa macam pengujian yang berbeda hal ini
dilakukan untuk mengetahui faktor mikrobiologis ataupun dalam penggunaan bahan
kimia dalam proses pengolahan pangan juga menjadi bagian utama yang
mempengaruhi keamanan pangandan Aturan yang Menegakkan hal tersebutberdasarkan
Undang-undang No.23 tahun 1992.
D. Sampel yang digunakan pada kelompok D 1 adalah
kecap dengan SNI 01-2543-1999Berdasarkan pengamatan yang dilakukan setelah
inkubasi selama 24 jam, pertumbuhan bakteri semakin bertambah ketika semakin
encer konsentrasi.Hall ini tidak sesuai dengan teori ,karena dimungkinan
keadaan PCA masih panas saat dicampur dengan bakteri .
Ø Saran
Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan
praktikum iniadalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi
dalammelakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di
laboratoriummikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk
mencegahadanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni
darimikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan
atautangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada
didalam laboratorium
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro, d. 1994. Dasar-Dasar
Mikrobiologi.Jakarta:
Djambatan.Pelczar,M.J.2007. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta:
UI Press.Sutedjo,M.1991. Mikrobiologi Tanah.
Jakarta:
RhinekaCipta.Volk & Wheeler,1993,Mikrobiologi
Dasar. Penerbit Erlangga:Jakarta
Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan
Bakteri.
Adyatma, 1980. Kebijaksanaan Pemberantasan
Penyakit Pada makanan di Indonesia Cermin Dunia Kedokteran, 1-4.
Brotowidjoyo, M.D., 1987. : mikroorganime
penyebab penyakit. Media Sarana Press, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar