LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
“UJI CEMARAN
BAKTERI PADA
SAMPEL JAMU”
NAMA : KISRA YOLANDA
MAYASARI
NPM : F0I020006
KELAS : 1B
NAMA DOSEN :
SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Ø Untuk
mengetahui kadar dan prinsip uji angka lempeng total (ALT)dengan menggunakan
sampel jamu serbuk.
Ø Untuk
mengetahui kadar dan prinsip uji angka kapang khamir (AKK)dengan menggunakan
sampel jamu serbuk.
2. LANDASAN TEORI
Obat tradisional yang telah lama dikenal oleh
masyarakat merupakan warisan nenek moyang yang sangat berharga. Pada umumnya
obat ini berasal dari bahan baku alami yang ada disekitar kita. Jamu gendong
merupakan salah satu obat tradisional yang banyak ditemui baik di perkotaan
lebih-lebih di pedesaaan. Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dan jenis jamu gendong banyak digunakan sebagai minuman
penyegar atau obat penyakit ringan. (Agusrianto,1988).
Jamu gendong merupakan salah satu ramuan tradisional
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, digunakan baik untuk
memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan mempertahankan kesehatan, ataupun
mengobati penyakit. Konsumennya sangat luas mulai dari ibu rumah tangga,pekerja
kantor, serta buruh pabrik dan bangunan. Dibuat dan dijajakan oleh ibu ibu muda
yang bersolek, memakai batik dan kebaya dengan sebuah bakul sarat botol-botol
berisi racikan obat tradisional tersandang dengan selendang lusuh dipunggungnya
( Kodim, 2000 ).
Adanya bakteri dan kapang dalam jamu gendong dapat
disebabkan oleh pencemaran dari air yang dipakai untuk mencuci bahan-bahan
jamu, misalnya airnya kurang bersih dan tidak mengalir. Selain tercemar oleh
bakteri dapat juga disebabkan oleh cara penyimpanan bahan-bahan jamu dan jamu
yang sudah jadi belum dilakukan dengan baik dan benar. Kurangnya pengetahuan
cara-cara sanitasi pengolahan jamu, seperti alat-alat yang dipakai kurang
memenuhi syarat, kebutuhan air bersih masih kurang serta hygiene perorangan
belum dilakukan secara baik dan benar (Soemantri, 1992).
Cara pengolahan yang benar, hygiene perorangan serta
sanitasi dalam pengolahan bahan-bahan jamu, belum begitu diperhatikan oleh
sekelompok orang yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong khususnya yang
berada di Kabupaten Semarang bagian Selatan. Hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Subhan Ratnawati pada tahun 2002 menunjukkan adanya bakteri
dalam jumlah besar termasuk bakteri patogen dalam jamu gendong galian singset
di wilayah kota Jogjakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui jumlah bakteri dan jamur serta
jenisnya yang ada dalam jamu gendong beras kencur dan temulawak di Kabupaten
Semarang bagian Selatan.(Rizwar, 1999)
Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan
berbagai ujiyang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji
organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena
selain dapatmenduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan
sebagaiindikator sanitasi makanan atau indicator keamanan makanan. (Edward,
1998)
Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan
terhadap pangan,meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya
sutumakanan, uji kualitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan
suatumakanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkatkeamananya
dan uji bakteri indikator untuk menentukan tingkat sanitasimakanan tersebut.
Pengujian yang dilakukan terhadap setiap bahan pangantidak sama tergantung dari
berbagai faktor seperti jenis dan komposisi
bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dankonsumsinya,
kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.(Yahya,2000)
Uji bakteri patogen terdiri dari beberapa
pengelompokkan lagi, dandapat dibedakan atas beberapa tahap yaitu uji penduga,
uji penguat dan ujiidentifikasi lengkap. Tetapi tidak semua tahap perlu
dilakukan terhadap
suatu bahan pangan, tergantung dari tujuan analisis serta waktu dan biaya.(Sumarni,2002).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produk
jamu gendong yang dihasilkan aman dikonsumsi oleh masyarakat adalah (Prabowo,
2001).
a. Bahan baku (simplisia) :Bahan baku yang digunakan
tidak boleh tercemar oleh cemaran fisik,mikroba dan senyawa kimia beracun
(insektisida).
b. Air yang dipergunakan Air yang sehat adalah yang
tidak tercemar secara fisik, oleh organisme merugikan, dan tidak tercemar
senyawa beracun tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh.
c. Alat yang digunakan Agar jamu yang dihasilkan
mempunyai keamanan, maka harus dibuat menggunakan peralatan yang bersih dan
tidak mencemari jamu.
d. Kebersihan dan perilaku penjual Perilaku
merupakan pangkal terjadi kondisi bersih atau kotor. Bakteri yang umum terdapat
dalam air adalah Pseudomonas, Micrococcus,Bacillus, Streptococcus,
Enterococcus, dan Escherichia (Anonim, 1985).
3. ALAT DAN BAHAN
Ø ALAT
1. pipet
tetes
2. tabung
reaksi
3. rak
tabung reaksi
4. gelas
ukur
5. beaker
glass
6. cawan
petri
7. busen
8. timbangan
9. kertas
perkamen
Ø BAHAN
1. natrium
agar (NA)
2. aq
dest
3. jamu
4. alkohol
4. PROSEDUR KERJA
1.sterilisasikan alat terlebih dahulu
2. masukan alat yg telah dibungkus dengan koran
kedalam autoklaf
3. timbang jamu menggunakn timbangan analitik
sebanyak 1 gram
4. cairkan NA yang terdapat didalam erlenmeyer
5. sterilkan tempat dengan cara meng spray tempat
dengan alkohol
6. sterilkan tangan terlebih dahulu
7. keluarkan alat dari autoklaf
8. ambil aquadest sebanyak 100ml menggunakan gelas
ukur
9. lalu tuangkan kedalam beaker glass
10. masukan jamu yg sudah ditimbang tadi kedalam
beaker glass
11. homogenkan menggunakan vortex mixer
12. masukan NA kedalam cawan petri yg sudah diberi
label 10, 10-1,10-2 dengan masing” banyaknya 1 cm dan tunggu hingga memadat
13. lakukan pengenceran untuk sampel 10-1 10-2
14. larutkan aquadest sebanyak 9ml dan sampel jamu
sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan
beri label 10-1
15. larutkan aquadest sebanyak 9ml dari sampel
pengenceran 10-1 sebanyak 1ml masukan kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan
dengan vortex mixer dan beri label 10-2
16. teteskan sampel tersebut sebanyak 5 tetes
kedalam masing” cawan petri berdasarkan labelnya
17. setelah itu masukan kedalam inkubator selama 24
jam dengan kondisi terbalik.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ø Hasil
No |
Gambar |
1 |
10 |
2 |
10‐¹ |
3 |
10‐² |
PERHITUNGAN
10=125 x 4 =500 x 10 = 5.000 = 5 x 10³
10‐¹ = 66 x 10‐¹ = 66 x 10‐¹
10‐² = 63 x 10‐² = 63 x 10-²
Ø Pembahasan
Prinsip pengujian Angka Lempeng Total yaitu
mengamati pertumbuhankoloni bakteri yang terbentuk sedangkan prinsip pengujian
Angka KapangKhamir yaitu pertumbuhan koloni jamur baik dalam bentuk kapang
khamir,setelah sampel diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara
tuangmaupun sebar dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Namun, dalam
praktikumkali ini metode yang digunakan adalah metode sebar yaitu terlebih
dahulu dibuatagar pada cawan dan dibirarkan sampai memadat kemudian sebanyak 1
mL atau0,5 mL contoh sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan
agartersebut dan diratakan dengan batang gelas melengkung atau ose yang
steril.Sampel yang digunakan dalam pengujian ALT (Angka Lempeng Total) dan
AKK(Angka Kapang Khamir) adalah jamu serbuk yang diencerkan menggunakan
LB(Lactose Broth) .
Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan LB (
lactose Broth )sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar)
sebagaimedia padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazalim
Chlotide0,5 % (TTC). Penambahan TTC pada media PCA yaitu digunakan
untukmemberikan warna pada bakteri ketika saat dihitung koloninya.Prosedur
pengujian Angka Lempeng Total yaitu dengan cara aseptikdipipet 1 mL sampel
yang telah disuspensi ke dalam tabung reaksi steril yangtelah berisi
9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dihomogenkan dengan selama 30 detiksehingga diperoleh
suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau
lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml
NaCl 0,9 %. Hasil darihomogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan
pengenceran 10-1dipipetsebanyak 1 mL ke dalam tabung NaCl pertama, dikocok
homogen hinggadiperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga
10-6. Karenadalam angka hitung lempeng ini digunakan metode permukaan atau
sebar maka,dipipet media PCA sebanyak 20 mL pada tiap cawan 10-1 sampai 10-6
dan dibuat juga kontrol media (blangko) yang bertujuan untuk membuktikan
sterilitas mediadilakukan pembuatannya secara aseptis atau tidak. Jika pada
blangko tumbuhsejumlah koloni bakteri, berarti dalam perlakuan membuat media
PCA kurangaseptis dalam melakukan pembuatan media PCA. Setelah media dalam
cawantelah padat, maka setiap suspensi pengenceran dari 10-1sampai 10-6 dipipet
1 mL
ke dalam cawan petri yang berisi media yang telah
memadat. Cawan petri segeradigoyang sedemikian rupa dengan bantuan ose bulat
yang steril hingga suspensitersebar merata. Setelah
merata, cawan dibungkus dengan kertas kemudiandiinkubasi
suhu 35-37°C dimana suhu tersebut merupakan pertumbuhan bakteriyang
paling optimal dan dilakukan selama 2×24 jam dengan posisi tidak
terbalik.Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Perlu
diingatkan bahwa semua perlakuan diatas harus secara aseptis,
agar tidak terjadi kontaminasiterhadap mikroorganisme lain.
6. KESIMPULAN
DAN SARAN
Ø Kesimpulan
1.Bakteri adalah suatu organisme prokariot yang pada
umumnya mempunyaiukuu generasi yaituran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan
terdiri waktuyang dibutukan oleh seldari tiga bentuk dasar yaitu: bentuk bulat
ataukokus, bentuk batang atau basilus dan bentuk spiral. Bakteri tumbuhdengan
cara pembelajan biner, yang berarti satu sel membelah menjadi duasel.
2.Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari
satu sel berupa benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut
miselium, dan berkembang biak dengan spora.
3.Khamir adalah mikroba bersel tunggal berbentuk
bulat lonjong danmemperbanyak diri dengan cara membentuk tunas (askospora),
tetapi tidakmembentuk miselum.
4.Pada hasil pengamatan AKK ini, jumlah koloni yang
tidak mencukupirange yaitu10-150 tidak dapat dihitung dan syarat yang
menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni
memenuhiketentuan pencapaian range yakni antara 10-150.
5.Pada hasil pengamatan ALT ini, jumlah koloni yang
tidak mencukupirange yaitu 30-300 tidak dapat dihitung dan syarat yang
menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni
memenuhiketentuan pencapaian range yakni antara 30-300.
Ø Saran
Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan
praktikum iniadalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi
dalammelakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di
laboratoriummikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk
mencegahadanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni
darimikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan
atautangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada
didalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Geo F., Butel, Janet S., dan Morse Stephen
A. 2001.
Mikrobiologi Kedokteran
. Jakarta: PT. Salemba MedikaFardiaz, Srikandi.
1992.
Mikrobiologi Pangan 1
. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.Fardiaz,
Srikandi. 1993.
Analisis Mikrobiologi Pangan
. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Waluyo, Lud.
2010.
Teknik dan Metode Dasar dalam
Mikobiologi.
Malang:Universitas Muhammadiyah Malang Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar