Senin, 19 April 2021

UJI CEMARAN BAKTERI PADA SAMPEL JAMU

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

 

UJI CEMARAN BAKTERI PADA

SAMPEL JAMU

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                          

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Ø  Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji angka lempeng total (ALT)dengan menggunakan sampel jamu serbuk.

Ø  Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji angka kapang khamir (AKK)dengan menggunakan sampel jamu serbuk.

 

2. LANDASAN TEORI

Obat tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat merupakan warisan nenek moyang yang sangat berharga. Pada umumnya obat ini berasal dari bahan baku alami yang ada disekitar kita. Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang banyak ditemui baik di perkotaan lebih-lebih di pedesaaan. Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan jenis jamu gendong banyak digunakan sebagai minuman penyegar atau obat penyakit ringan. (Agusrianto,1988).

Jamu gendong merupakan salah satu ramuan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, digunakan baik untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan mempertahankan kesehatan, ataupun mengobati penyakit. Konsumennya sangat luas mulai dari ibu rumah tangga,pekerja kantor, serta buruh pabrik dan bangunan. Dibuat dan dijajakan oleh ibu ibu muda yang bersolek, memakai batik dan kebaya dengan sebuah bakul sarat botol-botol berisi racikan obat tradisional tersandang dengan selendang lusuh dipunggungnya ( Kodim, 2000 ).

Adanya bakteri dan kapang dalam jamu gendong dapat disebabkan oleh pencemaran dari air yang dipakai untuk mencuci bahan-bahan jamu, misalnya airnya kurang bersih dan tidak mengalir. Selain tercemar oleh bakteri dapat juga disebabkan oleh cara penyimpanan bahan-bahan jamu dan jamu yang sudah jadi belum dilakukan dengan baik dan benar. Kurangnya pengetahuan cara-cara sanitasi pengolahan jamu, seperti alat-alat yang dipakai kurang memenuhi syarat, kebutuhan air bersih masih kurang serta hygiene perorangan belum dilakukan secara baik dan benar (Soemantri, 1992).

Cara pengolahan yang benar, hygiene perorangan serta sanitasi dalam pengolahan bahan-bahan jamu, belum begitu diperhatikan oleh sekelompok orang yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong khususnya yang berada di Kabupaten Semarang bagian Selatan. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subhan Ratnawati pada tahun 2002 menunjukkan adanya bakteri dalam jumlah besar termasuk bakteri patogen dalam jamu gendong galian singset di wilayah kota Jogjakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui jumlah bakteri dan jamur serta jenisnya yang ada dalam jamu gendong beras kencur dan temulawak di Kabupaten Semarang bagian Selatan.(Rizwar, 1999)

Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai ujiyang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapatmenduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagaiindikator sanitasi makanan atau indicator keamanan makanan. (Edward, 1998)

Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan,meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya sutumakanan, uji kualitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatumakanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkatkeamananya dan uji bakteri indikator untuk menentukan tingkat sanitasimakanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap setiap bahan pangantidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dankonsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.(Yahya,2000)

Uji bakteri patogen terdiri dari beberapa pengelompokkan lagi, dandapat dibedakan atas beberapa tahap yaitu uji penduga, uji penguat dan ujiidentifikasi lengkap. Tetapi tidak semua tahap perlu dilakukan terhadap suatu bahan pangan, tergantung dari tujuan analisis serta waktu dan biaya.(Sumarni,2002).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produk jamu gendong yang dihasilkan aman dikonsumsi oleh masyarakat adalah (Prabowo, 2001).

a. Bahan baku (simplisia) :Bahan baku yang digunakan tidak boleh tercemar oleh cemaran fisik,mikroba dan senyawa kimia beracun (insektisida).

b. Air yang dipergunakan Air yang sehat adalah yang tidak tercemar secara fisik, oleh organisme merugikan, dan tidak tercemar senyawa beracun tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh.

c. Alat yang digunakan Agar jamu yang dihasilkan mempunyai keamanan, maka harus dibuat menggunakan peralatan yang bersih dan tidak mencemari jamu.

d. Kebersihan dan perilaku penjual Perilaku merupakan pangkal terjadi kondisi bersih atau kotor. Bakteri yang umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Micrococcus,Bacillus, Streptococcus, Enterococcus, dan Escherichia (Anonim, 1985).

 

 

 

 

3. ALAT DAN BAHAN

Ø ALAT

1.      pipet tetes

2.      tabung reaksi

3.      rak tabung reaksi

4.      gelas ukur

5.      beaker glass

6.      cawan petri

7.      busen

8.      timbangan

9.      kertas perkamen

 

Ø  BAHAN

1.      natrium agar (NA)

2.      aq dest

3.      jamu

4.      alkohol

 

4. PROSEDUR KERJA

1.sterilisasikan alat terlebih dahulu

2. masukan alat yg telah dibungkus dengan koran kedalam autoklaf

3. timbang jamu menggunakn timbangan analitik sebanyak 1 gram

4. cairkan NA  yang terdapat didalam erlenmeyer

5. sterilkan tempat dengan cara meng spray tempat dengan alkohol

6. sterilkan tangan terlebih dahulu

7. keluarkan alat dari autoklaf

8. ambil aquadest sebanyak 100ml menggunakan gelas ukur

9. lalu tuangkan kedalam beaker glass

10. masukan jamu yg sudah ditimbang tadi kedalam beaker glass

11. homogenkan menggunakan vortex mixer

12. masukan NA kedalam cawan petri yg sudah diberi label 10, 10-1,10-2 dengan masing” banyaknya 1 cm dan tunggu hingga memadat

13. lakukan pengenceran untuk sampel 10-1 10-2

14. larutkan aquadest sebanyak 9ml dan sampel jamu sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-1

15. larutkan aquadest sebanyak  9ml dari sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1ml masukan kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-2

16. teteskan sampel tersebut sebanyak 5 tetes kedalam masing” cawan petri berdasarkan labelnya

17. setelah itu masukan kedalam inkubator selama 24 jam dengan kondisi terbalik.

 

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ø  Hasil

No

Gambar

1

10



2

10‐¹ 



3

10‐² 



             

 PERHITUNGAN

10=125 x 4 =500 x 10 = 5.000 = 5 x 10³

10‐¹ = 66 x 10‐¹ = 66 x 10‐¹

10‐² = 63 x 10‐² = 63 x 10-²

 

 

Ø Pembahasan

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total yaitu mengamati pertumbuhankoloni bakteri yang terbentuk sedangkan prinsip pengujian Angka KapangKhamir yaitu pertumbuhan koloni jamur baik dalam bentuk kapang khamir,setelah sampel diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuangmaupun sebar dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Namun, dalam praktikumkali ini metode yang digunakan adalah metode sebar yaitu terlebih dahulu dibuatagar pada cawan dan dibirarkan sampai memadat kemudian sebanyak 1 mL atau0,5 mL contoh sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agartersebut dan diratakan dengan batang gelas melengkung atau ose yang steril.Sampel yang digunakan dalam pengujian ALT (Angka Lempeng Total) dan AKK(Angka Kapang Khamir) adalah jamu serbuk yang diencerkan menggunakan LB(Lactose Broth) .

Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan LB ( lactose Broth )sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagaimedia padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazalim Chlotide0,5 % (TTC). Penambahan TTC pada media PCA yaitu digunakan untukmemberikan warna pada bakteri ketika saat dihitung koloninya.Prosedur pengujian Angka Lempeng Total yaitu dengan cara aseptikdipipet 1 mL sampel yang telah disuspensi ke dalam tabung reaksi steril yangtelah berisi 9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dihomogenkan dengan selama 30 detiksehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau

lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml NaCl 0,9 %. Hasil darihomogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1dipipetsebanyak 1 mL ke dalam tabung NaCl pertama, dikocok homogen hinggadiperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6. Karenadalam angka hitung lempeng ini digunakan metode permukaan atau sebar maka,dipipet media PCA sebanyak 20 mL pada tiap cawan 10-1 sampai 10-6 dan dibuat juga kontrol media (blangko) yang bertujuan untuk membuktikan sterilitas mediadilakukan pembuatannya secara aseptis atau tidak. Jika pada blangko tumbuhsejumlah koloni bakteri, berarti dalam perlakuan membuat media PCA kurangaseptis dalam melakukan pembuatan media PCA. Setelah media dalam cawantelah padat, maka setiap suspensi pengenceran dari 10-1sampai 10-6 dipipet 1 mL

ke dalam cawan petri yang berisi media yang telah memadat. Cawan petri segeradigoyang sedemikian rupa dengan bantuan ose bulat yang steril hingga suspensitersebar merata. Setelah merata, cawan dibungkus dengan kertas kemudiandiinkubasi suhu 35-37°C dimana suhu tersebut merupakan pertumbuhan bakteriyang paling optimal dan dilakukan selama 2×24 jam dengan posisi tidak terbalik.Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Perlu diingatkan bahwa semua perlakuan diatas harus secara aseptis, agar tidak terjadi kontaminasiterhadap mikroorganisme lain.

 6. KESIMPULAN DAN SARAN

Ø Kesimpulan

1.Bakteri adalah suatu organisme prokariot yang pada umumnya mempunyaiukuu generasi yaituran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan terdiri waktuyang dibutukan oleh seldari tiga bentuk dasar yaitu: bentuk bulat ataukokus, bentuk batang atau basilus dan bentuk spiral. Bakteri tumbuhdengan cara pembelajan biner, yang berarti satu sel membelah menjadi duasel.

2.Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel berupa benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, dan berkembang biak dengan spora.

3.Khamir adalah mikroba bersel tunggal berbentuk bulat lonjong danmemperbanyak diri dengan cara membentuk tunas (askospora), tetapi tidakmembentuk miselum.

4.Pada hasil pengamatan AKK ini, jumlah koloni yang tidak mencukupirange yaitu10-150 tidak dapat dihitung dan syarat yang menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni memenuhiketentuan pencapaian range yakni antara 10-150.

5.Pada hasil pengamatan ALT ini, jumlah koloni yang tidak mencukupirange yaitu 30-300 tidak dapat dihitung dan syarat yang menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni memenuhiketentuan pencapaian range yakni antara 30-300.

Ø  Saran

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan praktikum iniadalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi dalammelakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di laboratoriummikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk mencegahadanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni darimikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan atautangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada didalam laboratorium.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Brooks, Geo F., Butel, Janet S., dan Morse Stephen A. 2001.

 Mikrobiologi Kedokteran

. Jakarta: PT. Salemba MedikaFardiaz, Srikandi. 1992.

 Mikrobiologi Pangan 1

. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.Fardiaz, Srikandi. 1993.

 Analisis Mikrobiologi Pangan

. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Waluyo, Lud. 2010.

Teknik dan Metode Dasar dalam Mikobiologi.

Malang:Universitas Muhammadiyah Malang Press

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...