Rabu, 02 Juni 2021

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

                                                                 KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT


 

Disusun oleh :

 

Nama                     : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                     : F0I020006

Kelas                     : 1B

Dosen Pengampu  : Suci Rahmawati, M.Farm, Apt

 

 

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021

 

I.            Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhun bakteri ini yaitu,

1.      Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme

2.      Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai zona hambatan pada pengaruh loga, dan zat kimia yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme

 

II.         Landasan Teori

karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Dimana karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain protein dan lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CH2O)n ini juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.

Pada umunya karbohidrat dikelompokkan menjadi 3 bagian, monosakarida,disakarida dan polisakarida. Monosakarida, molekulnya terdiri dari 5 atau 6 atomC. Disakarida, merupakan polimer dari 2 –10 monosakarida. Polisakarida, merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida Di alam, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. Sebagian besar bahan-bahan nabati yang merupakan sumber karbohidrat diperoleh dari serelia,umbi-umbian, dan batang tanaman misalnya sagu. Sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia adalah biji-bijian, khususnya beras dan jagung, Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gulaatau sukrosa dan glukosa juga merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Penjelasan tersebut dianggap penting untuk dilakukannya praktikum mengenai penetapan karbohidrat dengan metode ujiiodin dan beneditch.

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida (Umar, 2008).

Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu  karbohiidrat juga menjadi komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber),  seperti selulosa, pektim, derta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.

 

            Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian lain, misalnya pada buah, dan  umbi-umbian.

Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O) atau CnH2nO(Wiratmaja, 2011).

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pranata, 2004).

Uji Iodine digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali (Monruw, 2010).

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata. Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya reagean akan menimbulkan endapanmerah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan (Wahyudi, 2005).

 

III.           Alat dan Bahan

Alat :

1.      Rak tabung reaksi (1 buah)

2.      Tabung reaksi (6 buah)

3.      Plat tetes (1 buah)

4.      Pipet tetes (6 buah)

5.      Hot plate

6.      Beaker glass

7.      penjepit

Bahan :

1.      tepung terigu

2.      tepung kanji

3.      tepung beras

4.      mangga

5.      gom arab

6.      glukosa

7.      laktosa

8.      larutan iodium

9.      benedict

10.  fheling A dan fheling B

IV.            Prosedur Kerja

Uji Iodium

1.      Pada plat tetes diteteskan karbohidrat yang akan diuji, masing-masing sebanyak 2 tetes.

2.      Larutkan karbohidrat yang akan di uji di tetesi 2 tetes larutan iodium

3.      Perubahan warna pada larutan di atas (larutan karbohidrat) dibandingkan dengan larutan iodium sendiri.

Uji Benedict

1.      2 ml benedict dituangkan ke dalam tabung reaksi

2.      Kemudian 7 tetes karbohidrat diteteskan pada masing-masing tabung reaksi.

3.      Larutan didihkan selama 5 menit

4.      Amati warna dan endapan pada larutan yang sudah didihkan

Uji fheling A dan fheling B

1.      Teteskan karbohidrat sebanyak 2 tetes ke dalam plat tetes.

2.      Tiap-tiap larutan ditetesi  fheling A dan untuk uji fheling B juga sama

3.      Kemudian, amati perubahan warna pada larutan karbohidrat bandingkan dengan fheling A dan juga fheling  itu sendiri

V.    Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

Iodium

Iodium = kuning keruh

NO

Keterangan

hasil

1.

Tepung terigu 2 tetes + iodium 2 tetes

Ungu muda

2.

Tepung kanji 2 tetes + iodium 2 tetes

Ungu muda

3.

Tepung beras 2 tetes + iodium 2 tetes

Ungu muda

4.

Mangga 2 tetes + iodium 2 tetes

Kuning

 

Benedict

No

Keterangan

Hasil

1.

Benedict + mangga

Terdapat endapan berwarna oren

2.

Benedict + tepung beras

Terdapat endapan berwaarna biru

3.

Benedict + tepung kanji

Tidak terdapat endapan berwarna biru

4.

Benedict + tepung terigu

Terdapat endapan berwarna biru tua

 

5.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian karbohidrat dengan uji iodine dan uji benedict. Uji ini efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam peka mejadi senyawa furfural atau senyaw furfural yang tersubstitusi seperti hidroksi seperti hidroksimetil furfural, preaksi Molisch terdiri dari α-naftol dalam alkohol yang akan bereaksi dengn furfurl yang membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Tujuan ditambahkannya asam sulfat pekat adalah untuk menghidrolisa ikatan pada sakarida agar menghasilkan furfurl. Apabila suatu larutan uji menunjukkan adanya cincin berwarna ungu maka larutan tersebut positif mengandung karbohidrat. Larutan yang bereaksi psitif akan menghasilkan cincin berwarna ungu ketika direaksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat (Pratama,2003). Sumardjo (2006)  menyatakan bahwa warna violet atau ungu terbentuk karena adanya karbohidrat. Perbedaan antara hasil pengamatan percobaan dengan literature kemungkinan disebabkan oleh kesalahan praktikan pada saat mengikuti prosedur kerja seperti pada proses penggojogan yang terlalu cepat atau kelebihan asam sulfat (H2SO4)

Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan (karbohidrat) pereduksi. pereduksi adalah tepung beras, tepung kanji, tepung terigu dan mangga yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai. pereduksi bereaksi dengan pereaksi maka akan menghasilkan endapan berwarna merah bata. pereduksi didasarkan pada prinsip reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Dari hasil pengamatan percobaan bereaksi positif terhadap uji Benedict. pereduksi bereaksi positif disebabkan karena pereduksi mampu mereduksi senywa pengoksidasi, dimana yang pereduksinya adalah ujung yang mengndung aldehida. Hal ini sesuai dengan literature Anam, dkk (2013) bahwa  reduksi adalah monosakarida (glukosa,fruktosa,dan galaktosa), glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.

  Uji yang terakhir yaitu uji Iodin. Uji Iodin bertujuan untuk mengetahui kandungan polisakarida. Berfungsi untuk mendeteksi kandungan amilosa atau amilum yang ditandai dengan warna biru atau ungu pekat. Hasil pengamatan percobaan menunjukan bahwa pati 1% karena positif terhadap larutan iodin, Pati menunjukan reaksi positif terhadap larutan iodine karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan pati menghasikan warna ungu kehitaman atau ungu pekat pada saat percobaan. Sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk rantai heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tuapada kompleks tersebut.

VI.            Kesimpulan dan Saran

6.1 kesimpulan

              Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Pengujian karbohidrat dengan uji kualitatif dapat dilakukan dengan uji Benedict, dan uji Iodin. Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat berdasarkan gula pereduksi dan hasilnya mangga terdapat endapan berwarna oren, tepung beras terdapat endapan berwarna biru, tepung kanji tidak terdapat endapan berwarna biru, tepung terigu terdapat endapan erwarna biru tua. Uji Iodin untuk mengidentifikasi polisakarida dan hasilnya tepung terigu, tepung kanji, tepung beras berwarna ungu muda dan mangga berwarna kuning.

6.2 Saran

Saat melakukan praktikum, para praktikan harus mengikuti arahan dari dosen ataupun asisten laboratorium agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian alat-alat laboratorium. Praktikan harus memeriksa terlebih dahulu alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum agar pada saat akan digunakan alat-alat tersebut dapat berfungsi secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : penerbit Buku Kedokteran EGC

Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Poedjiyadi, Anna dkk. 2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : UI-Press

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...