Senin, 05 April 2021

ISOLASI JAMUR DARI SAMPEL TANAH

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

“ISOLASI JAMUR”

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                               

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

 

         

TUJUAN PRAKTIKUM

         

Adapun tujuan dilaksanakan pratikum ini, yaitu:

           

1.      Mengidentifikasi morfologi pada jamur.

2.      Untuk mengetahui proses isolasi jamur dari sempel tanah.

 

 

LANDASAN TEORI

      Jamur atau fungi terdiri dari kapang dan khamir. Jamur adalah organisme heterotrofik, mereka memerlukan senyawa organic untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organic mati yang terlarut mereka disebut saprofit. Jamur mempunyai dinding sel yang kaku dan berbentuk uniseluler atau multiseluler sebagian mempunyai ukuran yang mikroskopis sedangkan yang lainnya mempunyai ukuran yang cukup besar seperti jamur merang. Jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak berfotosintesis. Fungi tidak menelan makanannya tetapi harus berupa nutrient yang larut agar dapat diabsorpsi. Fungi yang multiseluler menghasilkan filament yaitu struktur mikroskopis seperti benang yang disebut hifa. Kumpulan hifa disebut miselium, fungi uniseluler yang terkenal adalah ragi dengan berbagai bentuk seperti bulat hingga oval, elips hingga ke bentuk filament. Jamur sudah tidak asing lagi bila kita lihat misalnya warna biru dan hijau pada buah jeruk dan keju warna putih seperti bulu pada roti, jamur di lapangan. (Dwijoseputro, 1990)

Jamur adalah sel mikroskopis yang tumbuh memanjang seperti benang yang dikenal dengan hifa. Diameter hifa hanya beberapa micrometer, tetapi dapat tumbuh memnjang hingga mencapai beberapa meter. Hifa yang tumbuh membentuk masa disebut misellium atau tebal menyerupai kawat dan disebut sebagai rhizomorphs yang tampak seperti akar. Jamur yang tumbuh dengan cara memperpanjang hifa pada ujungnya dikenal sebagai pertumbuhan apical atau pada bagian tengah hifa yang disebut pertumbuhan iterkalar. Hifa pada beberapa kapang mempunyai penyekat melintang atau septa dan adanya septa ini dipergunakan untuk identifikasi. Hifa tersebut memanjang diatas atau tembus melalui medium dimana kapang itu tumbuh (Soekarto, 2008).

Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klasifikasi dapat ditentukan, secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna/tidak berwarna yang disebabkan karena adanya miselia dan spora. Miselia terbentuk dengan adanya nifa, baik yang bersepta atau tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi beberapa familia antara lain Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium, geotrichum, monilia, sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium, helminthosporium, dll). Dan tuberculariaceae (fusarium) Sifat kulturan dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk masa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru ke hijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu, dan hitam (Kusnadi, 2003).

Banyak jamur yang sudah dikenal peranannya, yaitu jamur yang tumbuh diroti, buah, keju, ragi, dalam pembuatan bir, dan yang merusak tekstil yang lembab, serta beberapa jenis cendawan yang dibudidayakan. Beberapa jenis memproduksi antibiotic yang digunakan dalam terapi melawan berbagai infeksi bakteri Faktor lingkungan seperti pH tanahm pupuk anorganik, kandungan bahan organic dan kelembaban tanah merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan fungi. Jamur terdapat pada semua jenis tanah yang bereaksi masam. Meski demikian ada juga jamur yang berada pada tanah, contohnya: pemupukan dengan garam ammonium. Dalam hal ini ammonium teroksidasi membentuk nitrat dan ion nitrogen yang mengakibatkan penurunan pH tanah. (Hadioetomo, 1993).

Isolasi merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan kultur yang  murni. Hal ini berawal dari bahan yang mengandungn mikroorganisme (misalnya jamur) yang masih bercampur dengan yang lainnya dilakukan penamaan dengan menggunakan media yang spesifik untuk memacu perumbuhan mikroorganisme tersebut tumbuh (misalnya jamur) maka didapatkan lah agar kultur murni dari suatu jamur. Sehingga dalam teknik isolasi ini bertjuan agar penamaan mikroorganisme mendapatkan kultur spesifik. Dalam percobaan ini maka dilakukanla isolasi dengan harapan agar kita dapat melakukan isolasi pathogen yang menyebablan penyakit. Dengan mengetahui adanya kultur murni atau teknik isolasi mak seotang laborat dapat memprediksikan penyakit – penyakit baru yang dapat menyerang tanaman. Maka dilakukan isolasi pathogen pada percobaan ini denga  menggunakan jamur Colletotrichum dan jamur Cercosporan pada media PDA (Srikandi. 1992) 

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (steak plate), cara taburan atau tuang (pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator methods). Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan analisis lain, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri. Latar belakang diadakannya percobaan isolasi ini adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur media yang ada serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan..Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan dan tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan yang dilakukan dalam percobaan ini, dan tingkat pembiakannya relatif cepat saat inkubasi.

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Pada praktikum ini, media yang digunakan untuk mengisolasi jamur dan bakteri tidak sama. Media yang digunakan untuk mengisolasi jamur adalah medium PDA dan media yang digunakan untuk mengisolasi bakteri adalah media NA. Dalam melakukan pengamatan bakteri dan jamur dalam tanah, dapat dilakukan di dalam laboratorium. Prinsip dasar dari teknik isolasi ini adalah untuk memisahkan mikrobia untuk mendapatkan biakan murni yang akan diamati. Dalam praktikum ini, medium tumbuh jamur dan bakteri yang digunakan adalah medium PDA (Potato Dextros Agar) dan medium NA (Nutien Agar). Medium PDA biasanya digunakan untuk mengisolasi jamur dan NA biasanya digunakan untuk mengisolasi bakteri. (Saryono, 2002)

Klasifikasi jamur terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual. Jamur mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya, sekalipun demikian mereka itu heterotroph. Berbeda dengan bakteri, mereka tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti karbondioksida. Karbon berasal dari sumber organic, misalnya glukosa. Beberapa spesies dapat menggunakan nitogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk cendawan biasanya berisikan pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis (Kusnadi, 2003).

            Secara morfologiis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klarifikasi dapat ditentukan secar visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna atau tidak berwarna yang disebut misellia dan spora. Miselia terbentuk oleh adanya hifa, baik yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi bebrapa familia antara lain Moniliaceae (aspergillus, phenicilium, trichothecium, geotrichum, monilia, sporatrichum, botrytis, dll), dematiaceae (cladosporium, helminthosporium, dll). Dan tuberculariaceae (fusarium) (Kusnadi, 2003).

 

ALAT DAN BAHAN

Ø  ALAT

1)   Vortex mixer

2)   Rak & Tabung reaksi

3)   Cawan petri

4)   Timbangan digital

5)   Autoklaf

6)   Gelas Ukur

7)   Pipet tetes

8)   Bunsen

9)   Kertas label

 

Ø  BAHAN

1)      PDA (potato dextrose agar)

2)      Sampe tanah

3)      Aquadest

4)      Alkohol

 

 

PROSEDUR PERCOBAAN

    Sterilisasi alat :

1.  Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

2.  Bungkus semua alat yang ingin disterilkan menggunakan koran.

3. Kemudian, masukan ke dalam wadah autoclave dan tutup hingga rapat.

4. Setelah tertutup rapat, nyalakan autoclave dan tunggu hingga 15 menit dengan suhu 121ºC dan tekanan sebesar 1 atm.

5.   Ketika telah mencapai suhu tersebut, matikan autoclave dan bukalah katup  uap udara tersebut agar uap udara yang ada di dalam akan keluar dan alat yang berada di dalam tersebut tidak akan langsung meledak saat dibuka.

6.  Setelah uap udara telah keluar, buka klip autoclave tersebut dan keluarkan alat-alat tersebut yang telah disterilkan pada saat mengelurkan alat-alat tersebut pastikan tangan wadah atau tempat untuk menaruh alat tersebut dalam keadaan steril.

 

            Prosedur kerja isolasi jamur dari sampel tanah

1. Masukkan PDA ke dalam cawan petri goyangkan agar merata Dan tipis

2. Masukkan aquadest 100ml ke dalam beaker gelas Dan masukkan sampel tanah 10gr

3. Homogenkan sampel tanah menggunakan vortex mixer

3. Isi gelas ukur dengan aquadest sebanyak 9ml masukkan ke dalam tabung reaksi(10-¹) masukkan ke dalam tabung reaksi (10-²)

4. Masukkan sampel tanah 1 ml ke tabung reaksi (10-¹) homogenkan menggunakan vortex mixer.

5. Lalu ambil sampel tanah di tabung reaksi (10-¹) masukkan ke dalam tabung reaksi (10-²) sebanyak 1ml homogenkan menggunakan vortex mixer.

6. Ambil sampel tanah yang Ada pada beaker gelas (100ml) masukkan ke dalam cawan petri (10) sebanyak 2 tetes.

7. Ambil sampel tanah pada tabung reaksi (10-¹) masukkan ke dalam cawan petri (10-¹) sebanyak 2 tetes.

8. Ambil sampel tanah yang Ada pada tabung reaksi (10-²) masukkan pada cawan petri (10-²) sebanyak 2 tetes.

9. Masukkan cawan petri yang sudah ditetesi sampel tanah tadi ke dalam inkubator dengan suhu 26-28°C selama 48 jam.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

·         HASIL

                  Hasil Dan Gambar

Keterangan



Gambar disamping merupakan hasil pengamatan jamur pada sampel tanah 10-¹



Pada gambar disamping merupakan hasil jamur pada sampel tanah 10.



Gambar di samping merupakan hasil jamur pada sampel 10-²

 

 

·         PEMBAHASAN

Jamur dan bakteri merupakan mikroorganisme yang memeiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup tanaman. Jenis jamur dan bakteri sangat bervariasi, tergantung pada kondisi tanah dan ketersediaan sumber makanan. Jamur merupakan jenis mikroorganisme yang sering bersimbiosis dengan tanaman. contoh dari jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman inang adalah jamur mikoriza. Biasanya dalam hubungan simbiosis ini dapat memberikan keuntungan khusus bagi kedua organisme yang melakukan. Bagi tanaman inang, mereka mendapatkan asupan air dan unsur hara yang lebih banyak dari pada asupan yang diberikan oleh bulu akar biasa. Dan bagi cendawan yang bersimbiosis, mereka mendapatkan sumber makanan dari tanaman inang tersebut. Tetapi tidak semua jamur menguntungkan bagi tanaman tapi ada juga yang merugikan tanaman. Bakteri dalam tanah terdapat dalam dua jenis yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob. Bakteri aerob merupakan bakteri yang banyak ditemui di permukaan tanah. Bakteri ini hidup dengan menggunakan oksigen. Dan bakteri anaerob merupakan bakteri yang dominan didalam tanah dan tidak membutuhkan oksigen.

 Apabila dibandingkan antara pertumbuhan koloni jamur dan bakteri dalam tanah dapat diketahui bahwa pertumbuhan bakteri dalam tanah lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Untuk lebih jelasnya berikut grafik dari jumlah koloni jamur dan baketri berdasarkan hasil pengamatan.

           Isolasi jamur menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang dibuat sendiri. Sebanyak 200 g kentang yang telah dikupas dan dibersihkan kemudian diiris tipis-tipis. Kentang direbus selama 15-20 menit dengan aquades secukupnya, kemudian disaring dengan kain. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan 20 g dekstrosa dan volumenya dijadikan satu liter. Medium padat dibuat dengan menambahkan 10 g agar. Medium disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1200C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

       Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002)

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

·         KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1.Media yang digunakna untuk mengisolasi  jamur  pada media PDA.

2.Sampel Media tanah (KNO) mengandung lebih banyak mikroorganisme khususnya bakteri dibandingkan jumlah bakteri dalam media lain. Hal tersebut membuktikan bahwa didalam tanah terdapat banyak sekali kehidupan baik bakteri, jamur dan mikroorgansme lain.

 

 

 

·         SARAN

Saran yang penulis berikan adalah harapannya kepada setiap praktikan untuk lebih berhati-hati dalam pemhambilan sampel jamur selain itu pada pembuatan video edukasi dan informasi untuk lebih diperbaiki dalam sediaam sampel karena penulis kurang mendapatkan informasi mengenai apa yang disampaikan tentang sampel apa yang telah dilakukan .

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Hadioetomo, R.S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur DasarLaboratorium, Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Kusnadi, dkk., 2003, Mikrobiologi, UMY Pres: Yogyakarta.

Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:  Erlangga.

Saryono, dkk. 2002. Isolasi Dan Karakterisasi Jamur Penghasil Inulinase Yang Tumbuh Pada Umbi Dahlia (Dahlia Variabilis)Jurnal Natur Indonesia.Vol.4(2):171-177.

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...