Senin, 19 April 2021

PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL MAKANAN

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

 

PERHITUNGAN ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI PADA SAMPEL MAKANAN

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                               

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Ø  Mampu melakukan penetapan angka lempeng total.

Ø  Mampu menetapkan cemaran bakteri bakteri yang terdapat pada makanan, minuman, kosmetika, obat, dan obat tradisional.

 

2. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan umlah sel kuman yangterjadi akibat peningkatan biomassa kuman yang teratur, pertumbuhankum a n memer l ukan l i ngkungan n u t r i s i y an g c o c o k s e hi n gg a d ap a tmendukung proses perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapatdiukur dengan ―perhitungan jumlah sel hidup‖ dengan cara pengenceranyang diikuti dengan penentuan unitpembentukan koloni pada permukaanmedia agar (Arthur, 1993).

Standar plate Count (Angka Lempeng Total) adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Djide M. Natsir., 2005)

Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Dirjen POM., 1979).

Hasil dari metode hitungan cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan Standart Plate Counts (SPC). Standar tersebut adalah cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30-300, beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan koloni yang besar yang jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, dan satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni (Waluyo 2007). Plate count agar(PCA) adalah mikrobiologi medium pertumbuhanumum digunakan untuk menilai atau memonitor “total” atau layak pertumbuhan bakteri dari sampel. PCA adalah bukan media selektif. Komposisi agar-agar pelat menghitung dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung (b/v) yaitu 0,5% pepton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5% agar-agar, dan pH disesuaikan (Atlas 2004).

 

Telah diuraikan sebelumnya bahwa sebagai patokan sebaiknya didapatkan 30-300 koloni per cawan dengan alasan utama adalah kesalahan statistik. Kita tidak perlu mengetahui secara dalam mengenai mengapa harus dalam kisaran itu, atau mengapa tidak 100-500 koloni per cawan, dan alasan-alasan berbau statistik lainnya. Namun sebagai microbiologist yang baik, seharusnya mampu memilih metode yang tepat berdasarkan acuan kisaran itu, karena kisaran 30-300 koloni ini digunakan secara internasional.(Mariani,1991)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3. ALAT DAN BAHAN

Ø Alat

1.      beaker glass

2.      bunsen

3.      cawan petri

4.      vortex mixer

5.      pipet tetes

6.      gelas ukur

7.      tabung reaksi

8.      rak tabung reaksi

9.      korek api

10.  timbangan digital

11.  autoclave

12.  hot plate

 

Ø Bahan

1.      1.NA (nutrient agar)

2.      sampel ( roti tawar )

3.      aquadest

 

4. PROSEDUR KERJA

1.sterilkan alat yg akan digunakan terlebih dahulu

2. cairkan NA yg terdapat didalam erlenmeyer

3. nyalakan pembakar spirtus/busen

4. ambil aquadest sebanyak 100ml menggunakan gelas ukur lalu tuangkan kedalam beaker glass

5. masukan roti tawar yg sudah ditimbang dan di potong” kecil kedalam beaker glass

6. homogenkan menggunakan vortex mixer

7. larutkan aquadest sebanyak 9ml sampel roti tawar sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-1

8. larutkan aquadest sebanyak 9ml dari sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1 ml masukan kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-2

9. teteskan sampel tersebut sebanyak 5 tetes kedalam masing” cawan petri berdasarkan label

10. setelah itu masukan kedalam inkubator selama 24 jam dengan kondisi terbalik

 

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ø  Hasil

NO

GAMBAR

KETERANGAN

1

 





Jumlah koloni 25 x 10

2

 





Jumlah koloni 372 x 10^-1

3

 





Jumlah koloni 225 x 10^-2

 

Ø Pembahasan

Dalam metodespread plate,volume kultur yang digunakan biasanya tidak lebih dari 0.1 ml. Kultur ini kemudian disebarkan (spread) pada permukaan media agar menggunakanspreaderglasssteril. Media agar ini kemudian diinkubasi hingga terbentuk koloni dan dilakukan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh. Penggunaan volume kultur lebih dari 0,1 ml sangat jarang digunakan karena cairan yang berlebih tidak dapat merembes/menembus agar dan dapat menyebabkan koloni yang terbentuk bergabung sehingga sulit untuk dihitung.Pada metodepour platevolume kultur sebanyak 0,1-1,0 ml diambil dan dimasukkan kedalam cawam petri steril.Kemudian ditambahkan media agar cair dan dilakukan pencampuran antara kultur dan media dengan memutar cawan petri secara pelan pada permukaan yang rata.Pada pengujian dengan metodepour plate, kultur/sampel mikroba yang digunakan harus dapat bertahan hidup pada saat media agar dengan suhu sekitar 450C ditambahkan.

 

Didalam penggunaan metodespread platedanpour platesangat penting jika jumlah koloni yang tumbuh pada media agar tidak terlalu banyak, karena pada petri yang ditumbuhi koloni yang banyak, beberapa sel tidak dalam bentuk koloni tunggal sehingga dapat menimbulkan perhitungan yang salah. Jumlah koloni yang sangat sedikit juga tidak diharapkan karena secara statistik keakuratan hasil perhitungan jumlah koloni ini sangat rendah. Dalam penerapannya, secara statistik yang paling baik adalah menghitung jumlah koloni hanya jika pada media agar terdapat koloni antara 30 –300 koloni. Pada metodeStandard Plate Countini pengukuran pertumbuhan mikroba difokuskan pada penghitungan jumlah sel yang hidup saja(melakukan pembelahan untuk menghasilkan sel baru). Dalam metode pengukuran ini diasumsikan bahwa masing-masing sel mikroba hidup akanmenghasilkan satu koloni. Ada 2 bentuk metode pengukuran ini yaitu metodespread platedan metodepour plate.

Pengukuran pertumbuhan mikroba dengan pengukuran berat biomassa dilakukan dengan melewatkan suspensi mikroba pada membran filter dengan ukuran pori tertentu. Selanjutnya biomassa yang tersaring/tertahan pada membrane filter dikeringkan dengan menggunakan oven suhu 1000C atau dengan vakum suhu 800C. Setelah dikeringkan biomassa ini ditimbang untuk diketahui beratnya. Selama pertumbuhan, mikroba akan mensisntesis makromolekul dan mengakumulasikannya didalam sel. Seperti nitrogen yang terdapat dalam asam amino dan basa nitrogen yang ada pada sel maka kandungan nitrogen dapat diukur dengan metode Kjedahal’s untuk mementukan biomassa.Peningkatan jumlah nitrogen mengindikasikan adanya pertumbuhan mikroba.

 

 

 

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Ø Kesimpulan

A. Metode yang digunakan dalam menentukan angka kuman antara lain Penghitungan sel mikroba dengan metode langsungdan Pendugaan jumlah mikroba dengan metode tidak langsungyang terdiri dari beberapa metode –metode dengan pengamatan yang berbeda sehingga dapat diketahui pertumbuhan mikrobadan banyaknya sel dalam suatu populasi atauh media.

B .Menghitung atau menentukanbanyaknya mikroba dalam suatu bahan (makanan, minuman, dan lain-lain) dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh bahan itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba, maka dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan yang dapat dikatakan baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih di bawah jumlah standar yang ditentukan oleh suatu lembaga. Kandungan mikroba pada suatu bahan juga sangat menentukan tingkat kerusakannya, serta dapat ditentukan olehtingkat kelayakan untuk dikonsumsi.

C. Parameter yang Digunakan Untuk Menentukan Keamanan Sampel dilakukan dengan beberapa macam pengujian yang berbeda hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor mikrobiologis ataupun dalam penggunaan bahan kimia dalam proses pengolahan pangan juga menjadi bagian utama yang mempengaruhi keamanan pangandan Aturan yang Menegakkan hal tersebutberdasarkan Undang-undang No.23 tahun 1992.

D. Sampel yang digunakan pada kelompok D 1 adalah kecap dengan SNI 01-2543-1999Berdasarkan pengamatan yang dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam, pertumbuhan bakteri semakin bertambah ketika semakin encer konsentrasi.Hall ini tidak sesuai dengan teori ,karena dimungkinan keadaan PCA masih panas saat dicampur dengan bakteri .

Ø  Saran

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan praktikum iniadalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi dalammelakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di laboratoriummikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk mencegahadanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni darimikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan atautangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada didalam laboratorium

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, d. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:

 Djambatan.Pelczar,M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:

UI Press.Sutedjo,M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta:

RhinekaCipta.Volk & Wheeler,1993,Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga:Jakarta

Aditya, Mushoffa. 2010. Teknik Pewarnaan Bakteri.

Adyatma, 1980. Kebijaksanaan Pemberantasan Penyakit Pada makanan di Indonesia Cermin Dunia Kedokteran, 1-4.

Brotowidjoyo, M.D., 1987. : mikroorganime penyebab penyakit. Media Sarana Press, Jakarta

 

UJI CEMARAN BAKTERI PADA SAMPEL JAMU

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

 

UJI CEMARAN BAKTERI PADA

SAMPEL JAMU

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                          

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Ø  Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji angka lempeng total (ALT)dengan menggunakan sampel jamu serbuk.

Ø  Untuk mengetahui kadar dan prinsip uji angka kapang khamir (AKK)dengan menggunakan sampel jamu serbuk.

 

2. LANDASAN TEORI

Obat tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat merupakan warisan nenek moyang yang sangat berharga. Pada umumnya obat ini berasal dari bahan baku alami yang ada disekitar kita. Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang banyak ditemui baik di perkotaan lebih-lebih di pedesaaan. Usaha jamu gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan jenis jamu gendong banyak digunakan sebagai minuman penyegar atau obat penyakit ringan. (Agusrianto,1988).

Jamu gendong merupakan salah satu ramuan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, digunakan baik untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan mempertahankan kesehatan, ataupun mengobati penyakit. Konsumennya sangat luas mulai dari ibu rumah tangga,pekerja kantor, serta buruh pabrik dan bangunan. Dibuat dan dijajakan oleh ibu ibu muda yang bersolek, memakai batik dan kebaya dengan sebuah bakul sarat botol-botol berisi racikan obat tradisional tersandang dengan selendang lusuh dipunggungnya ( Kodim, 2000 ).

Adanya bakteri dan kapang dalam jamu gendong dapat disebabkan oleh pencemaran dari air yang dipakai untuk mencuci bahan-bahan jamu, misalnya airnya kurang bersih dan tidak mengalir. Selain tercemar oleh bakteri dapat juga disebabkan oleh cara penyimpanan bahan-bahan jamu dan jamu yang sudah jadi belum dilakukan dengan baik dan benar. Kurangnya pengetahuan cara-cara sanitasi pengolahan jamu, seperti alat-alat yang dipakai kurang memenuhi syarat, kebutuhan air bersih masih kurang serta hygiene perorangan belum dilakukan secara baik dan benar (Soemantri, 1992).

Cara pengolahan yang benar, hygiene perorangan serta sanitasi dalam pengolahan bahan-bahan jamu, belum begitu diperhatikan oleh sekelompok orang yang berprofesi sebagai penjual jamu gendong khususnya yang berada di Kabupaten Semarang bagian Selatan. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subhan Ratnawati pada tahun 2002 menunjukkan adanya bakteri dalam jumlah besar termasuk bakteri patogen dalam jamu gendong galian singset di wilayah kota Jogjakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui jumlah bakteri dan jamur serta jenisnya yang ada dalam jamu gendong beras kencur dan temulawak di Kabupaten Semarang bagian Selatan.(Rizwar, 1999)

Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai ujiyang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapatmenduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagaiindikator sanitasi makanan atau indicator keamanan makanan. (Edward, 1998)

Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan,meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya sutumakanan, uji kualitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatumakanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkatkeamananya dan uji bakteri indikator untuk menentukan tingkat sanitasimakanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap setiap bahan pangantidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dankonsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.(Yahya,2000)

Uji bakteri patogen terdiri dari beberapa pengelompokkan lagi, dandapat dibedakan atas beberapa tahap yaitu uji penduga, uji penguat dan ujiidentifikasi lengkap. Tetapi tidak semua tahap perlu dilakukan terhadap suatu bahan pangan, tergantung dari tujuan analisis serta waktu dan biaya.(Sumarni,2002).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produk jamu gendong yang dihasilkan aman dikonsumsi oleh masyarakat adalah (Prabowo, 2001).

a. Bahan baku (simplisia) :Bahan baku yang digunakan tidak boleh tercemar oleh cemaran fisik,mikroba dan senyawa kimia beracun (insektisida).

b. Air yang dipergunakan Air yang sehat adalah yang tidak tercemar secara fisik, oleh organisme merugikan, dan tidak tercemar senyawa beracun tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh.

c. Alat yang digunakan Agar jamu yang dihasilkan mempunyai keamanan, maka harus dibuat menggunakan peralatan yang bersih dan tidak mencemari jamu.

d. Kebersihan dan perilaku penjual Perilaku merupakan pangkal terjadi kondisi bersih atau kotor. Bakteri yang umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Micrococcus,Bacillus, Streptococcus, Enterococcus, dan Escherichia (Anonim, 1985).

 

 

 

 

3. ALAT DAN BAHAN

Ø ALAT

1.      pipet tetes

2.      tabung reaksi

3.      rak tabung reaksi

4.      gelas ukur

5.      beaker glass

6.      cawan petri

7.      busen

8.      timbangan

9.      kertas perkamen

 

Ø  BAHAN

1.      natrium agar (NA)

2.      aq dest

3.      jamu

4.      alkohol

 

4. PROSEDUR KERJA

1.sterilisasikan alat terlebih dahulu

2. masukan alat yg telah dibungkus dengan koran kedalam autoklaf

3. timbang jamu menggunakn timbangan analitik sebanyak 1 gram

4. cairkan NA  yang terdapat didalam erlenmeyer

5. sterilkan tempat dengan cara meng spray tempat dengan alkohol

6. sterilkan tangan terlebih dahulu

7. keluarkan alat dari autoklaf

8. ambil aquadest sebanyak 100ml menggunakan gelas ukur

9. lalu tuangkan kedalam beaker glass

10. masukan jamu yg sudah ditimbang tadi kedalam beaker glass

11. homogenkan menggunakan vortex mixer

12. masukan NA kedalam cawan petri yg sudah diberi label 10, 10-1,10-2 dengan masing” banyaknya 1 cm dan tunggu hingga memadat

13. lakukan pengenceran untuk sampel 10-1 10-2

14. larutkan aquadest sebanyak 9ml dan sampel jamu sebanyak 1ml kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-1

15. larutkan aquadest sebanyak  9ml dari sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1ml masukan kedalam tabung reaksi kemudian homogenkan dengan vortex mixer dan beri label 10-2

16. teteskan sampel tersebut sebanyak 5 tetes kedalam masing” cawan petri berdasarkan labelnya

17. setelah itu masukan kedalam inkubator selama 24 jam dengan kondisi terbalik.

 

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ø  Hasil

No

Gambar

1

10



2

10‐¹ 



3

10‐² 



             

 PERHITUNGAN

10=125 x 4 =500 x 10 = 5.000 = 5 x 10³

10‐¹ = 66 x 10‐¹ = 66 x 10‐¹

10‐² = 63 x 10‐² = 63 x 10-²

 

 

Ø Pembahasan

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total yaitu mengamati pertumbuhankoloni bakteri yang terbentuk sedangkan prinsip pengujian Angka KapangKhamir yaitu pertumbuhan koloni jamur baik dalam bentuk kapang khamir,setelah sampel diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuangmaupun sebar dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Namun, dalam praktikumkali ini metode yang digunakan adalah metode sebar yaitu terlebih dahulu dibuatagar pada cawan dan dibirarkan sampai memadat kemudian sebanyak 1 mL atau0,5 mL contoh sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agartersebut dan diratakan dengan batang gelas melengkung atau ose yang steril.Sampel yang digunakan dalam pengujian ALT (Angka Lempeng Total) dan AKK(Angka Kapang Khamir) adalah jamu serbuk yang diencerkan menggunakan LB(Lactose Broth) .

Pada pengujan Angka Lempeng Total digunakan LB ( lactose Broth )sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagaimedia padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazalim Chlotide0,5 % (TTC). Penambahan TTC pada media PCA yaitu digunakan untukmemberikan warna pada bakteri ketika saat dihitung koloninya.Prosedur pengujian Angka Lempeng Total yaitu dengan cara aseptikdipipet 1 mL sampel yang telah disuspensi ke dalam tabung reaksi steril yangtelah berisi 9 mL NaCl 0,9 %, kemudian dihomogenkan dengan selama 30 detiksehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1. Disiapkan 5 tabung atau

lebih yang masing-masing telah diisi dengan 9 ml NaCl 0,9 %. Hasil darihomogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1dipipetsebanyak 1 mL ke dalam tabung NaCl pertama, dikocok homogen hinggadiperoleh pengenceran 10-2. Dibuat pengenceran selanjutnya hingga 10-6. Karenadalam angka hitung lempeng ini digunakan metode permukaan atau sebar maka,dipipet media PCA sebanyak 20 mL pada tiap cawan 10-1 sampai 10-6 dan dibuat juga kontrol media (blangko) yang bertujuan untuk membuktikan sterilitas mediadilakukan pembuatannya secara aseptis atau tidak. Jika pada blangko tumbuhsejumlah koloni bakteri, berarti dalam perlakuan membuat media PCA kurangaseptis dalam melakukan pembuatan media PCA. Setelah media dalam cawantelah padat, maka setiap suspensi pengenceran dari 10-1sampai 10-6 dipipet 1 mL

ke dalam cawan petri yang berisi media yang telah memadat. Cawan petri segeradigoyang sedemikian rupa dengan bantuan ose bulat yang steril hingga suspensitersebar merata. Setelah merata, cawan dibungkus dengan kertas kemudiandiinkubasi suhu 35-37°C dimana suhu tersebut merupakan pertumbuhan bakteriyang paling optimal dan dilakukan selama 2×24 jam dengan posisi tidak terbalik.Setelah itu jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung. Perlu diingatkan bahwa semua perlakuan diatas harus secara aseptis, agar tidak terjadi kontaminasiterhadap mikroorganisme lain.

 6. KESIMPULAN DAN SARAN

Ø Kesimpulan

1.Bakteri adalah suatu organisme prokariot yang pada umumnya mempunyaiukuu generasi yaituran sel 0,5-1,0 µm kali 2,0-5,0 µm dan terdiri waktuyang dibutukan oleh seldari tiga bentuk dasar yaitu: bentuk bulat ataukokus, bentuk batang atau basilus dan bentuk spiral. Bakteri tumbuhdengan cara pembelajan biner, yang berarti satu sel membelah menjadi duasel.

2.Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel berupa benang benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, dan berkembang biak dengan spora.

3.Khamir adalah mikroba bersel tunggal berbentuk bulat lonjong danmemperbanyak diri dengan cara membentuk tunas (askospora), tetapi tidakmembentuk miselum.

4.Pada hasil pengamatan AKK ini, jumlah koloni yang tidak mencukupirange yaitu10-150 tidak dapat dihitung dan syarat yang menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni memenuhiketentuan pencapaian range yakni antara 10-150.

5.Pada hasil pengamatan ALT ini, jumlah koloni yang tidak mencukupirange yaitu 30-300 tidak dapat dihitung dan syarat yang menyatakan jumlah koloni dapatdihitung adalah apabila jumlah koloni memenuhiketentuan pencapaian range yakni antara 30-300.

Ø  Saran

Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan praktikum iniadalah diharapkan semua praktikan lebih serius dan disiplin lagi dalammelakukan pengerjaan atau prosedur kegiatan praktikum di laboratoriummikrobiologi harus dikerjakan secara aseptis yang bertujuan untuk mencegahadanya kontaminasi silang atau tercemarnya biakan murni darimikroorganisme luar baik melalui kontak langsung dengan permukaan atautangan sekaligus melindungi diri dari infeksi dan orang-orang yang berada didalam laboratorium.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Brooks, Geo F., Butel, Janet S., dan Morse Stephen A. 2001.

 Mikrobiologi Kedokteran

. Jakarta: PT. Salemba MedikaFardiaz, Srikandi. 1992.

 Mikrobiologi Pangan 1

. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUtama.Fardiaz, Srikandi. 1993.

 Analisis Mikrobiologi Pangan

. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Waluyo, Lud. 2010.

Teknik dan Metode Dasar dalam Mikobiologi.

Malang:Universitas Muhammadiyah Malang Press

 

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...