Senin, 22 Maret 2021

PEWARNAAN BAKTERI

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

“PEWARNAAN BAKTERI”

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                               

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

 

 

TUJUAN PRAKTIKUM

         

Adapun tujuan dilaksanakan pratikum ini, yaitu

 

1.      Untuk  mengamatidan mengidentifikasi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

2.      Untuk mengetahui cara pewarnaan bakteri.

3.      Untuk mengetahui macam-macam teknik pewarnaan bakteri.

 

LANDASAN TEORI

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa. Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)

Macam-macam teknik pewarnaan bakteri:

Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :

A.    Pewarnaan sederhana

Pewarnaan sederhana ini merupakan pewarnaan yang paling sering digunakan untuk mengetahui warna bakteri. Berbagai macam tipe morfologi bakteri dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan yang sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya dengan menggunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri akan mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana. Ini disebabkan karena sitoplasmanya bersifat basofilik atau suka akan basa. Sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana, biasanya memiliki sifat alkalin atau komponen kromoforiknya bermuatan positif.

Menurut (Dwidjoseputro, 1994) Pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan, antara lain:

1. Pewarnaan Asam

Pewarnaan asam ini merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif ini adalah metilen biru dan air fuchsin (Dwidjoseputro, 1994).

2. Pewarnaan Basa

Pewarnaan basa atau pewarnaan negatif adalah metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri namun mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme akan kelihatan transparan. Teknik pewarnaan basa ini memiliki kegunaan untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Di dalam melakukan metode pewarnaan ini menggunakan tinta cina (Dwidjoseputro, 1994).

B. Pewarnaan Differensial

Dibagi Pewarnaan Gram Dan Pewarnaan Tahan Asam. Pewarnaan differensial merupakan pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:

1.      Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, pengelompokkan ini didasarkan pada sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode pewarnaan ini diberi nama berdasarkan penemunya, Denmark Hans Christian Gram (1853–1938). Dia yang mengembangkan teknik ini

pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

 

2.      Pewarnaan Tahan Asam

Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang ditujukan untuk bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi yang menyebabkannya sukar menyerap zat warna.Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. Cara Ziehl-Neelsen adalah cara pewarnaan tahan asam paling banyak digunakan. (Anonymous,2009)

C.Pewarnaan Spora

Spora bakteri atau endospora tidak dapat diwarnai dengan teknik pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein merupakan pewarnaan spora yang paling banyak dan sering digunakan.

Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspora, perlu dilakukan pemanasan agar cat malachite hijau  bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan  Basil Tahan Asam dimana cat  carbol   fuschsin  harus dipanaskan untuk bisa menembus  lapisan lilin asam mycolic  dari Mycobacterium .

 

D. Pewarnaan Flagel

Pewarnaan flagel ini merupakan pewarnaan dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.

E. Pewarnaan Kapsul

Pewarnaan ini merupakan pewarnaan menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga bisa memberi warna pada latar belakang, yakni berwana biru gelap.

·         Pewarnaan untuk melihat komponen lain dan bakteri:

·         pewarnaan Neisser (granula volutin),

·         pewarnaan yodium (granula glikogen).

·         Pewarnaan negatif

Metode ini bukanlah untuk mewarnai bakteri, namun untuk mewarnai latar belakang bakteri tersebut menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme akan terlihat transparan (tembus pandang). Teknik ini pewarnaan ini sangat berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau sering disebut juga dengan tinta cina.

Pewarnaan negatif ini dalam prosesnya memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin. Karena negative charge pada permukaan bakteri, Pewarna asam tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel.

 

ALAT DAN BAHAN

1.      Beaker Glass

2.      Pinset

3.      Object Glass dan Cover Glass

4.      Jarum Ose

5.      Bunsen

6.      Mikroskop

7.      Bakteri Staphylococcus Aureus

8.      Bakteri Tanah

9.      Methylen Blue

10.  Lugol

11.  Gentian Violet

12.  Safranin

13.  Immersion oil

14.  Alkohol 96%

15.  Aquades

 

PROSEDUR PERCOBAAN

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan di Praktikkan.

2.      Sterilisasi jarum ose diatas bunsen, lalu ambil bakteri biakkan dengan jarum ose letakkan di object glass.

3.      Setiap sesudah mengambil bekteri biakkan dengan jarum ose bakar lagi jarum ose diatas bunsen agar tidak terkontaminasi.

4.      Setelah itulakukan difaksi diatas api agar pewarnaanya lebih melekat.

5.      Lalu tetesi bakteri dengan Gentilan Violet dan tunggu selama 5 menit.

6.      Kemudian tambahkan lugol untuk mempertegas warna ungu pada bakteri tunggu selama 1 menit,  Lalu bilas dengan Air.

7.      Lalu di bilas lagi dengan Alkohol untuk melihat bakteri gram positif dan gram negatif. Jika negatif warnanya akan luntur.

8.      Tetesi Samfranin 1-2 tetes. Jika negatif maka akan menyerap Samfranin, jika positif tetap mempertahankan warna Gentilen Violet lalu tunggu sampai 2 menit.

9.      Setelah itu bilas dengan air dan lap dengan tissue.

10.  Tetesi Immersial oil pada object glass lalu tutup dengan Cover Glass.

11.  Kemudian amati Bakteri menggunakan Mikroskop dengan perbesaran 40

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

·         HASIL

GAMBAR

KETERANGAN



Hasil pengamatan bakteri Staphyllpcoccus dengan pewarnaan sederhana dengan Methylen Blue.



Hasil pengamatan Bakteri Tanah.

 



Hasil pengamatan Bakteri Staphyllococcus dengan pewarnaan gram.



Hasil pengamatan pada Bakteri tanah.

 

·         PEMBAHASAN

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (lay ,1994).

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Namun dalam praktikum ini jenis pewarna yang dipakai hanya pewarna Kristal violet saja. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Tujuan pengecatan sederhana ini adalah untuk melihat bentuk sel.

Pada pewarnaan sederhana bakteri Bacillus zat pewarna yang digunakan adalah kristal violet. Biakan murni diambil dari tabung reaksi secara aseptik dan diletakkan langsung pada objek glass kemudian difiksasi agar protein bakteri terkoagulasi serta dapat menempel pada objek glass dan tidak ikut tercuci sewaktu dibilas dengan akuades. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengamati dalam mikroskop. Dari pengamatan mikroskopis diperoleh sel bakteri berukuran sangat kecil, berbentuk batang (bacil), dan susunan bakterinya adalah berantai dengan warna biru.

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

·         KESIMPULAN

   Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

 Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada gram positif berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya.

Macam-macam pewarnaan anatara lain : pewarnaan sederhana,pewarnaan differensial,pewarnaan spora dan perwarnaan kapsul.

Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain : alkohol, carbol fuchsin, crystal violet, nigrosin, malachite green, lugol’s iodida, dan safranin.

 

 

·         SARAN

1.      Sebaiknya pada praktikum dilakukan percobaab yang lain seperti pewarnaan kapsul, basil tahan asam, dan perwarnaan fulton, diharapkan dengan mempelajari berbagai macam metode pewarnaan lebih banyak mengenai tentang proses dan metode pewarnaan.

2.      Diharapkan semua praktikan dalam praktikum pembuatan media  lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada saat praktikumtidak terjadi kesalahan

3.        praktikan memegang alat laboratorium dengan hati – hati karena jika alat pecah  praktikan bisa terluka karena pecahan alat tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali

Simarmata, Diana. 2013. Laporan Pewarnaan Gram dan Pewarnaan.

Sutedjo,M,M. , Kartasapoetra, A, G. ,Sastroatmodjo, S.Mikrobiologi Tanah,1996. PT. Rhineka Cipta,Jakarta

Tarigan, J., 1988,Pengantar Mikrobiologi mum.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...