Senin, 22 Maret 2021

PEWARNAAN BAKTERI

 

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

“PEWARNAAN BAKTERI”

 

 



 

 

 

 

          NAMA                 : KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    : F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  : SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                               

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

 

 

 

TUJUAN PRAKTIKUM

         

Adapun tujuan dilaksanakan pratikum ini, yaitu

 

1.      Untuk  mengamatidan mengidentifikasi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

2.      Untuk mengetahui cara pewarnaan bakteri.

3.      Untuk mengetahui macam-macam teknik pewarnaan bakteri.

 

LANDASAN TEORI

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa. Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)

Macam-macam teknik pewarnaan bakteri:

Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :

A.    Pewarnaan sederhana

Pewarnaan sederhana ini merupakan pewarnaan yang paling sering digunakan untuk mengetahui warna bakteri. Berbagai macam tipe morfologi bakteri dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan yang sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya dengan menggunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri akan mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana. Ini disebabkan karena sitoplasmanya bersifat basofilik atau suka akan basa. Sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana, biasanya memiliki sifat alkalin atau komponen kromoforiknya bermuatan positif.

Menurut (Dwidjoseputro, 1994) Pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan, antara lain:

1. Pewarnaan Asam

Pewarnaan asam ini merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif ini adalah metilen biru dan air fuchsin (Dwidjoseputro, 1994).

2. Pewarnaan Basa

Pewarnaan basa atau pewarnaan negatif adalah metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri namun mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme akan kelihatan transparan. Teknik pewarnaan basa ini memiliki kegunaan untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Di dalam melakukan metode pewarnaan ini menggunakan tinta cina (Dwidjoseputro, 1994).

B. Pewarnaan Differensial

Dibagi Pewarnaan Gram Dan Pewarnaan Tahan Asam. Pewarnaan differensial merupakan pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:

1.      Pewarnaan Gram

Pewarnaan Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, pengelompokkan ini didasarkan pada sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode pewarnaan ini diberi nama berdasarkan penemunya, Denmark Hans Christian Gram (1853–1938). Dia yang mengembangkan teknik ini

pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

 

2.      Pewarnaan Tahan Asam

Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang ditujukan untuk bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi yang menyebabkannya sukar menyerap zat warna.Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. Cara Ziehl-Neelsen adalah cara pewarnaan tahan asam paling banyak digunakan. (Anonymous,2009)

C.Pewarnaan Spora

Spora bakteri atau endospora tidak dapat diwarnai dengan teknik pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein merupakan pewarnaan spora yang paling banyak dan sering digunakan.

Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspora, perlu dilakukan pemanasan agar cat malachite hijau  bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan  Basil Tahan Asam dimana cat  carbol   fuschsin  harus dipanaskan untuk bisa menembus  lapisan lilin asam mycolic  dari Mycobacterium .

 

D. Pewarnaan Flagel

Pewarnaan flagel ini merupakan pewarnaan dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.

E. Pewarnaan Kapsul

Pewarnaan ini merupakan pewarnaan menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga bisa memberi warna pada latar belakang, yakni berwana biru gelap.

·         Pewarnaan untuk melihat komponen lain dan bakteri:

·         pewarnaan Neisser (granula volutin),

·         pewarnaan yodium (granula glikogen).

·         Pewarnaan negatif

Metode ini bukanlah untuk mewarnai bakteri, namun untuk mewarnai latar belakang bakteri tersebut menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme akan terlihat transparan (tembus pandang). Teknik ini pewarnaan ini sangat berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau sering disebut juga dengan tinta cina.

Pewarnaan negatif ini dalam prosesnya memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin. Karena negative charge pada permukaan bakteri, Pewarna asam tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel.

 

ALAT DAN BAHAN

1.      Beaker Glass

2.      Pinset

3.      Object Glass dan Cover Glass

4.      Jarum Ose

5.      Bunsen

6.      Mikroskop

7.      Bakteri Staphylococcus Aureus

8.      Bakteri Tanah

9.      Methylen Blue

10.  Lugol

11.  Gentian Violet

12.  Safranin

13.  Immersion oil

14.  Alkohol 96%

15.  Aquades

 

PROSEDUR PERCOBAAN

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan di Praktikkan.

2.      Sterilisasi jarum ose diatas bunsen, lalu ambil bakteri biakkan dengan jarum ose letakkan di object glass.

3.      Setiap sesudah mengambil bekteri biakkan dengan jarum ose bakar lagi jarum ose diatas bunsen agar tidak terkontaminasi.

4.      Setelah itulakukan difaksi diatas api agar pewarnaanya lebih melekat.

5.      Lalu tetesi bakteri dengan Gentilan Violet dan tunggu selama 5 menit.

6.      Kemudian tambahkan lugol untuk mempertegas warna ungu pada bakteri tunggu selama 1 menit,  Lalu bilas dengan Air.

7.      Lalu di bilas lagi dengan Alkohol untuk melihat bakteri gram positif dan gram negatif. Jika negatif warnanya akan luntur.

8.      Tetesi Samfranin 1-2 tetes. Jika negatif maka akan menyerap Samfranin, jika positif tetap mempertahankan warna Gentilen Violet lalu tunggu sampai 2 menit.

9.      Setelah itu bilas dengan air dan lap dengan tissue.

10.  Tetesi Immersial oil pada object glass lalu tutup dengan Cover Glass.

11.  Kemudian amati Bakteri menggunakan Mikroskop dengan perbesaran 40

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

·         HASIL

GAMBAR

KETERANGAN



Hasil pengamatan bakteri Staphyllpcoccus dengan pewarnaan sederhana dengan Methylen Blue.



Hasil pengamatan Bakteri Tanah.

 



Hasil pengamatan Bakteri Staphyllococcus dengan pewarnaan gram.



Hasil pengamatan pada Bakteri tanah.

 

·         PEMBAHASAN

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya .Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (lay ,1994).

Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Namun dalam praktikum ini jenis pewarna yang dipakai hanya pewarna Kristal violet saja. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Tujuan pengecatan sederhana ini adalah untuk melihat bentuk sel.

Pada pewarnaan sederhana bakteri Bacillus zat pewarna yang digunakan adalah kristal violet. Biakan murni diambil dari tabung reaksi secara aseptik dan diletakkan langsung pada objek glass kemudian difiksasi agar protein bakteri terkoagulasi serta dapat menempel pada objek glass dan tidak ikut tercuci sewaktu dibilas dengan akuades. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengamati dalam mikroskop. Dari pengamatan mikroskopis diperoleh sel bakteri berukuran sangat kecil, berbentuk batang (bacil), dan susunan bakterinya adalah berantai dengan warna biru.

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

·         KESIMPULAN

   Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

 Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada gram positif berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya.

Macam-macam pewarnaan anatara lain : pewarnaan sederhana,pewarnaan differensial,pewarnaan spora dan perwarnaan kapsul.

Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan antara lain : alkohol, carbol fuchsin, crystal violet, nigrosin, malachite green, lugol’s iodida, dan safranin.

 

 

·         SARAN

1.      Sebaiknya pada praktikum dilakukan percobaab yang lain seperti pewarnaan kapsul, basil tahan asam, dan perwarnaan fulton, diharapkan dengan mempelajari berbagai macam metode pewarnaan lebih banyak mengenai tentang proses dan metode pewarnaan.

2.      Diharapkan semua praktikan dalam praktikum pembuatan media  lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada saat praktikumtidak terjadi kesalahan

3.        praktikan memegang alat laboratorium dengan hati – hati karena jika alat pecah  praktikan bisa terluka karena pecahan alat tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali

Simarmata, Diana. 2013. Laporan Pewarnaan Gram dan Pewarnaan.

Sutedjo,M,M. , Kartasapoetra, A, G. ,Sastroatmodjo, S.Mikrobiologi Tanah,1996. PT. Rhineka Cipta,Jakarta

Tarigan, J., 1988,Pengantar Mikrobiologi mum.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Selasa, 09 Maret 2021

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN JAMUR

 

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN

 BAKTERI DAN JAMUR

 

 

 

 

 







 

 

 

          NAMA                 :   KISRA YOLANDA MAYASARI

NPM                    :   F0I020006

KELAS                :  1B

NAMA DOSEN  :   SUCI RAHMAWATI, M.Farm, Apt

         

 

                                                         

 

 

 

 

 

 

               PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

 

TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dilaksanakan pratikum ini, yaitu:

1.     Untuk mengetahui media pertumbuhan bakteri dan jamur.

2.     Untuk mengetahui cara pembuatan medium Nutrien Agar (NA) dan Potato Dekstrose Agar (PDA).

3.     Dapat melakukan sterilisasi alat dan media.

 

LANDASAN TEORI

         Bakteri dan jamur merupakan mikroorganisme yang dapat ditumbuhkan dengan melalui media. Media ini sebagai tempat tumbuh dimana bakteri dan jamur akan meyelesaikan fase hidupnya hingga akhir. Untuk menyelesaika masa tumbuhnya bakteri dan jamur memerlukan tempat tumbuh (media yang tepat) untuk hidupnya. Diantaranya memerlukan nutrisi dan lingkungan yang sesuai untk pertumbuhannya. Nutrisi ini sangat penting mengingat setiap makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya akan membutuhkan makanan. Sehingga nutrisi menjadi peran yang dominan. Selain itu. perlunya sterilisasi media maupun alat untuk mencegah adanya pertumbuhan dari mikroorganisme lainnya. Sehingga dalam media akan tumbuh mikroorganisme yang lebih spesifik antara bakteri atau jamur.

NA merupakan media buatan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri sedangkan PDA adalah media untuk pertumbuhan jamur. Dari media ini diharapkan mampu menumbuhkan mikroorganime khusus tanpa adanya kontaminan dari mikroorganisme lain. Untuk itu diperlukannyalah untuk mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan bakteri (NAA) dan jamur (PDA) dan cara mencegah terjadinya kontaminan dengan adanya sterilisasi.

Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hydrogen, cahaya dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. (Irianto, 2006)

Dalam kehidupan sehari-hari selalu kita berhubungan dengan berbagai macam mikroorganisme, baik bakteri, kapang maupun khamir. Untuk mempermudah dalam mempelajari jenis dan sifat mikroorganisme, maka mikroorganisme terebut harus diisolasi dari lingkungan dipelihara pada medium yang sesuai untuk pertumbuhan (Rusli, 2008).

Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat organic seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. (Dwidjodeputro , 1989)

Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri dilaboratorium dapat dibedakan dalam medium pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan cara mendapatkan biakan murni. (Irianto, 2006)

Jenis – jenis media yang digunakan dalam analisa sel bakteri yaitu ;

1.     Media dasar

Secara rutin media ini selalu tersedia di laboratorium, contohnyanutrient broth, nutrient agar, infusion broth dan lain – lain.

2.     Media enriched

Media enriched adalah media yang mengandung bahan penambah pertumbuhan guna meningkatkan kualitas, misalnya agar darah,agar coklat, lofler medium. Media ini digunakan untuk organisme tertentu yang tidak dapat tumbuh dalam media umum karenamereka membutuhkan penambahan darah, serum, glukosa, telur,dll.

3.     Media enrichment

Media enrichment adalah media cair yang berisi bahan kimia yangdapat menghambat beberapa flora normal dan memungkinkanpertumbuhan bakteri pathogen yang mungkin terdapat dalamjumlah kecil dalam sample. Jadi media ini digunakan untukmemperbanyak mikroba tersebut. Koloni dari mikroba ini dapatditumbuhkan pada media selektif. Contoh adalah BHIB, BGLB,SCB.

4.     Media selektif

Media ini secara selektif menumbuhkan bakteri patogen yangdiinginkan sesuai komposisi media dan menghambat bakterikomensal. Jenis bakteri ini dibedakan berdasarkan warna dankekeruhan media. Contoh madia CETA, VJA dsb.

5.     Transport madia

Media ini digunakan untuk mengirim sample dari suatu tempatkelaboratorium pemeriksaan, contoh Carry and Blair, Amies Transport Medium. (Pakadang, Sesilia 2010)

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan mikroorganisme padamedium, agar kelihatan koloninya dengan jelas antara lain (Djide, 2003) :

a.      Dengan menggunakan ose atau sengkelat, diinokulasikan mikroorganisme pada permukaan medium dengan cara zig-zag,setelah diinkubasi akan diperoleh pertumbuhan mikroorganisme,maka diperoleh piaraan lempeng atau ”Streak Culture”.

b.     Dengan cara menggoreskan inokulum dengan ose pada agar miring, maka diperoleh piaraan agar miring atau ”Slank Culture”.

c.      Dengan cara menusukkan inokulum dengan ose lurus ke dalam medium agar setengah padat dalam tabung reaksi, dan permukaan mediumnya tidak miring, maka diperoleh piraan tusukan atau ”Stab Culture”.

d.     Setetes suspensi mikroorganisme dicampur dengan medium yang masih cair, dengan demikian diperoleh piraan adukan atau ”ShakeCulture”.Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi (penanaman) itu benar-benar steril, Hal ini untuk mgenghindari kontaminasi yakni mikroorganisme yang tidak diinginkan.

Ada beberapa cara untuk memperoleh biakan murni yaitu:

a.      Cara Penggarisan

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan pada bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah yang paling praktis.

b.     Cara Tuang

Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untukmenentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan,misalnya air, susu dan lain sebagainya.

c.      Cara menanam

Cara menanam dalam medium pembiakan miringUntuk mendapatkan pembiakan miring maka penanaman bahannya diambil dengan jarum dari koloni pada lempengpembiakan.


 

ALAT DAN BAHAN

1.     Erlenmeyer

2.     Timbangan digital

3.     Aluminium foil

4.     Kertas tabel

5.     Perkamen

6.     Spatel

7.     Hot Plate

8.     Nutrient Agar (NA)

9.     Potato Dekstrose Agar (PDA)

10.          Aquades

PROSEDUR PERCOBAAN

1.     Siapkan alat dan bahan

2.     Masukan aquades sebanyak 20 ml kedalam erlenmeyer

3.     Setarakan timbangan , dan masukan NA 4 gr

4.     Lalu masukan NA kedalam erlenmeyer yang berisikan aquades tadi

5.     Untuk yang kedua kalinya masukan kembali aquades kedalam erlenmeyer sebanyak 200 ml

6.     Lalu timbang PDA sebanyak 7,8 gr dan masukan kembali PDA kedalam erlemenyer yang berisi aquades

7.     Dan jangan lupa erlenmeyer yang sudah diisi tadi ditutup dengan alumunium foil

8.     Lalu hidupkan hot plate lalu letakkan media diatas hot plate sambil digoyang goyang supaya agar tidak menggumpal dibagian bawah erlemneyer

9.     Setelah dipanaskan selama 10-15 menit atau sampai mendidih lalu angkat dan dinginkan

10.           Setelah dingin masukan kedalam kulkas karena untuk dilakukannya pengawetan biasanya media dapat bertahan selama satu bulan jika tertutup dengan sempurna


 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      HASIL

 

gambar

keterangan





 

Proses pembuatan media pertumbuhanjamur menggunakan PDA

 





 

Proses pembuatan media pertumbuhan bakteri menggunakan NA

 

 

 


 

B.       PEMBAHASAN

Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu : susunan makanannya dimana media harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin serta unsur makro.

Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu: sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Media pertumbuhan mengandung unsur makro yang dibutuhkan mikroba seperti karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N), dan Phospor (P). selain itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan Magnesium (Mg). media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator phenol red. Sifat media pembenihan yang ideal adalah mampu memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami kuman, mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali, dan mampu memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan. 

 Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya, medium tersebut harus memenuhisyarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yangmudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, teganganpermukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akanditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambatpertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan,agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan. Percobaan kali iniyaitu pembuatan medium NA instant, NA manual, NB instant dan PDA instant .

Pertumbuhan mikroorganisme lebih ditunjukkan oleh adanya peningkatan jumlah mikroorganisme dan bukan peningkatan ukuran sel individu pada dasarnya ada dua macam tipe pertumbuhan, yaitu pembelahan inti tanpa diikuti pembelahan sel sehingga dihasilkan peningkatan ukuran sel ( misalnya pada mikroorganisme xenocytic) dan pembelahan inti yang diikuti pembelahan sel sehingga dihasilkan peningkatan jumlah sel serta pembesaran ukuran sel diikuti pembelahan membentuk dua progeni yang kurang lebih berukuran sama.  (Pratiwi, 2008)

.Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi temperatur, pH, tekanan osmotik, dan cahaya. Faktor kimia meliputi karbon, oksigen, mikroelemen atau unsur kelumit (trace element), dan faktor-faktor pertumbuhan organik termasuk nutrisi yang terdapat dalam media pertumbuhan (Pratiwi, 2008).

Pada percobaan kali ini menggunaan media Natrium Agar dan Potato Dextrose Agar. NA merupakan media buatan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.Nutrien agar adalah medium umum uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tisak selektif, dalam arti mikroorganisme heterotrof.Media inimerupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak BEEF, pepton dan agar.Na merupakan salah satu yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji air biasa, uji air limbah, produk pangan, untuk membawa stokultur, untuk pertumbuhan sampel pada ui bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. NA (nutrient agar ) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient agar ),dimana dalam pembuatan NA instant terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang sudah tersedia dan diproduksi secara paten kedalam neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahan ke dalam erlenmeyer 250 ml, dimana bahan tersebut adalah aquades 150 ml,NA 4,2 gram menggunakan microwave dan sesekali diaduk, tujuan daripemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan NA denganaquades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari NAdan aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna darikeruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen.

Sedangkan PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media untuk pertumbuhan jamur. PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi ragi dan kapang. Dapat jugadigunakan untuk enumerasi ragidan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.Pda cocok untuk pertumbuhan jamur.PDA mengandung karbohidratyang cukupyang terdiri dari 20% ekstra kentangdan 25 glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan kahamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakeri.

Dari media ini diharapkan mampu menumbuhkan mikroorganime khusus tanpa adanya kontaminan dari mikroorganisme lain. Untuk itu diperlukannyalah untuk mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan bakteri (NAA) dan jamur (PDA) dan cara mencegah terjadinya kontaminan dengan adanya sterilisasi.

 

 

 

 

 

 

 


KESIMPULAN DAN SARAN

A.      KESIMPULAN

Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa :

Peralatan dan bahan dalam praktikum pembuatan medium pertumbuhan bakteri dan jamur. Erlenmeyer yang di isi aquadest 200 ml,timbangan digital,aluminium foil,kertas tabel,perkamen,spatel,hot Plate,nutrient Agar. Lalu untuk bahan: media biakan padat Nutrient Agar,PDA= potato dextro agar, nacl atau lainnya), media biakan broth (sukrosabroth atau lainnya), akuades , aluminium foil, kapas, kain kassa.

1.         Media NA instant dan manual, NB instant dan PDA dibuat berdasarkanperhitungan yang sesuai dengan aturannya. Media NA berfungsi sebagaipenumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk padat, media NB berfungsi sebagaipenumbuhan bakteri/mikroba dalam bentuk cair sedangkan media PDAberfungsi untuk menumbuhan jamur.

B.       SARAN

1.       Diharapkan semua praktikan dalam praktikum pembuatan media  lebih memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada saat praktikumtidak terjadi kesalahan.

2.       Praktikan memegang alat laboratorium dengan hati – hati karena jika alat pecah  praktikan bisa terluka karena pecahan alat tersebut.


 

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Malang

 Irianto. 2006. “Mikrobiologi, Jilid I”. Yrama Widya : Bandung.

Pakadang, Sesilia R. 2009. ”Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar : Makassar.

 Rusli, 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Fak. Farmasi UMI, Makassar.

Djide, M.Natsir. 2003 . Mikrobiologi Farmasi Dasar. Fakultas MIPA UNHAS. Makassar.

UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “UJI PROTEIN PADA TAHU DAN PUTIH TELUR” DISUSUN OLEH : NAMA                                         : KI...